Sabtu, 31 Oktober 2015

Kisah Yang Benar: SYAHIDNYA HUSEIN RADHIALLAHU ‘ANHU DI PADANG KARBALA


-Tulisan berikut ini diterjemahkan dari tulisan dan sebagian ceramah Syaikh Utsman al-Khomis, seorang ulama yang terkenal sebagai pakar dalam pembahasan Syiah-.
Pembahasan tentang terbunuhnya cucu Rasulullalllah, asy-syahid Husein bin Ali ‘alaihissalam telah banyak ditulis, namun beberapa orang ikhwan meminta saya agar menulis sebuah kisah shahih yang benar-benar bersumber dari para ahli sejarah. Maka saya pun menulis ringkasan kisah tersebut sebagai berikut –sebelumnya Syaikh telah menulis secara rinci tentang kisah terbunuhnya Husein di buku beliauHuqbah min at-Tarikh-.
Pada tahun 60 H, ketika Muawiyah bin Abu Sufyan wafat, penduduk Irak mendengar kabar bahwa Husein bin Ali belum berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah, maka orang-orang Irak mengirimkan utusan kepada Husein yang membawakan baiat mereka secara tertulis kepadanya. Penduduk Irak tidak ingin kalau Yazid bin Muawiyah yang menjadi khalifah, bahkan mereka tidak menginginkan Muawiyah, Utsman, Umar, dan Abu Bakar menjadi khalifah, yang mereka inginkan adalah Ali dan anak keturunannya menjadi pemimpin umat Islam. Melalui utusan tersebut sampailah 500 pucuk surat lebih yang menyatakan akan membaiat Husein sebagai khalifah.
Setelah surat itu sampai di Mekah, Husein tidak terburu-buru membenarkan isi surat itu. Ia mengirimkan sepupunya, Muslim bin Aqil, untuk meneliti kebenaran kabar baiat ini. Sesampainya Muslim di Kufah, ia menyaksikan banyak orang yang sangat menginginkan Husein menjadi khalifah. Lalu mereka membaiat Husein melalui perantara Muslim bin Aqil. Baiat itu terjadi di kediaman Hani’ bin Urwah.
Kabar ini akhirnya sampai ke telinga Yazid bin Muawiyah di ibu kota kekhalifahan, Syam, lalu ia mengutus Ubaidullah bin Ziyad menuju Kufah untuk mencegah Husein masuk ke Irak dan meredam pemberontakan penduduk Kufah terhadap otoritas kekhalifahan. Saat Ubaidullah bin Ziyad tiba di Kufah, masalah ini sudah sangat memanas. Ia terus menanyakan perihal ini hingga akhirnya ia mengetahui bahwa kediaman Hani’ bin Urwah adalah sebagai tempat berlangsungnya pembaiatan dan di situ juga Muslim bin Aqil tinggal.

Minggu, 25 Oktober 2015

5 Mutiara Faidah untuk Pemuda Muslim Akhir Zaman



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Pertama: Dua pemuda yang berbahaya bagi kaum muslimin adalah;

شاب ذو شبهة وشاب ذو شهوة

“Pemuda yang memiliki syubhat (kerancuan dalam beragama) dan pemuda yang memiliki syahwat (cenderung memperturutkan hawa nafsu).”

Pemuda yang memiliki syubhat; semangat dalam beragama tapi tersesat karena tidak merujuk kepada ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka ia pun bersemangat dalam penyimpangan. Pemuda yang memiliki syahwat; yaitu yang memperturutkan nafsu syahwatnya maka ia terjerumus dalam dosa-dosa.

Kedua: Sungguh merugi orang yang tidak menggunakan masa mudanya untuk memperbanyak ibadah kepada Allah ta’ala, karena apabila ia telah memasuki masa tua, lemah dan sakit-sakitan, ia tidak akan mendapatkan keutamaan pahala orang yang tetap beribadah kepada Allah seperti di masa sehat dan kuat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,

إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Apabila seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka akan ditulis untuknya pahala seperti yang biasa ia amalkan ketika mukim lagi sehat.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Musa radhiyallahu’anhu]

Jumat, 23 Oktober 2015

PERNIKAHANNYA HANYA BERTAHAN 4 BULAN



Kisah pedih dialami oleh Priyo (bukan nama sebenarnya). Hatinya hancur berkeping-keping mendapati istrinya telah melahirkan pada bulan keempat pernikahan mereka.
Semula, tak ada yang aneh dengan calon istrinya. Tubuhnya memang tidak langsing, namun wajahnya memuaskan. Ia menerima saja ketika orangtuanya menghendaki Priyo menikah dengan wanita dari tetangga kecamatan itu.
“Keluarganya kaya, Yo. Punya mobil, hartanya banyak, sawahnya luas,” bujuk orangtuanya saat itu.
Sebelum akad nikah, Priyo sempat mendengar ada tetangga yang datang menemui orangtuanya. “Sebaiknya jangan diteruskan proses itu Pak, kabarnya calon menantu Sampeyan itu anaknya nggak baik. Sering ganti-ganti pacar.”
Namun orangtuanya tetap kuekueh. “Mungkin tetangga kita iri karena kamu akan mendapatkan istri orang kaya, Yo,” tepis orangtuanya.
Hari pernikahan akhirnya tiba. Setelah akad nikah, resepsi pun berlangsung mewah. Setidaknya untuk ukuran orang desa.
Karena baru pertama kali menikah, Priyo tidak merasakan keanehan apa pun pada malam pertama. Ia merasa istrinya masih perawan dan baik-baik saja. Ia juga tidak curiga melihat perut istrinya yang agak besar. “Mungkin karena istriku gemuk,” pikirnya.
Namun, bulan demi bulan perut istrinya tampak semakin besar saja. Hingga di suatu hari pada bulan keempat pernikahan mereka, Priyo merasa bagai disambar petir di siang hari. Istrinya melahirkan.
“Baru empat bulan aku nikahi, baru empat bulan aku berhubungan dengannya, bagaimana mungkin dia bisa melahirkan?” Hati Priyo remuk redam. Kepalanya bertambah pusing melihat reaksi keluarga istrinya yang tampak tidak kaget menyambut kehadiran bayi itu. Rupanya mereka sudah tahu bahwa istri Priyo telah dihamili laki-laki lain sebelum menikah. Rupanya mereka buru-buru mencari calon menantu demi menutupi aib keluarga mereka. Bagi mereka saat ini, yang penting masyarakat melihat wanita itu telah menikah. Bayi itu tidak lahir tanpa ayah.

Sabtu, 17 Oktober 2015

KISAH HATIM AL-ASHAM dan PUTERINYA


Hatim al-Asham termasuk di antara pembesarorang-orang shaleh. Hatinya sudah rindu ingin menunaikan haji pada suatu tahun di antara tahun-tahun yang ada. Namun ia belum jua memiliki biaya untuk berhaji, tidak boleh mengadakan perjalanannya, bahkan haji itu tidak wajib tanpa meninggalkan biaya hidup bagi anak-anaknya tanpa keridhaan mereka.

Ketika waktu yang dijanjikan telah tiba, puterinya melihat dirinya bersedih dan menangis, sedang keshalehan terdapat pada puterinya tersebut. Ia berkata kepadanya, “Wahai ayahku, gerangan apa yang membuat engkau menangis?

Ia (Hatim al-Asham) berkata, “Haji telah tiba.”

“Lalu mengapa engkau tidak pergi berhaji?” tanya sang puteri.

“Nafkah” jawab sang ayah.“Allah yang akan memberikan engkau rezeki,” jawab si puteri

“Lalu apa nafkah kalian?” tanya sang ayah lagi.“Allah yang akan memberikan kami rezeki,” jawab sang puteri.

“Tetapi perkaranya kembali kepada ibumu,” kata sang ayah.Pergilah puterinya tersebut untuk mengingatkan Sang ibu. Hingga akhirnya, ibu dan anak-anak lelakinya berkata kepada Hatim, “Pergilah berhaji, Allah yang akan memberikan kami rezeki.”

Rabu, 14 Oktober 2015

KETIKA MATA TERTUTUP DAUN



Apa yang sebenarnya kita cari?

Sadarkah Anda:

Anda hidup di gunung merindukan pantai, hidup di pantai merindukan gunung.

Kalau kemarau Anda tanya kapan hujan?
Di musim hujan Anda tanya kapan kemarau?

Diam di rumah pengennya pergi, setelah pergi pengennya pulang ke rumah.
Waktu tenang cari keramaian, waktu ramai cari ketenangan.

Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan.

Ternyata SESUATU itu tampak indah karena belum Anda miliki.

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau Anda hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki?

Belajarlah menikmati sesuatu yang kecil, agar Anda tahu nikmatnya sesuatu yang besar.
Jadilah pribadi yang selalu bersyukur dengan apa yang sudah anda miliki

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?, bahkan menutupi telapak tangan saja sulit. Tapi kalo daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI".

Senin, 12 Oktober 2015

HATI YANG PINCANG (Hampir Menangis Membacanya)


Kalian pernah mendengar kisah seorang sahabat mulia Amru bin AlJamuh رضي الله عنه , atau sebagian kalian lupa atau tidak pernah mendengarnya sama sekali. Baiklah, aku tuliskan ringkas satu sisi saja kehebatan sahabat ini.
Amru bin Aljamuh Allah takdirkan memiliki cacat kaki sehingga pincang saat berjalan. Beliau dikenal orang yang sangat dermawan. Bukan hanya harta tapi beliau juga ingin mendermakannya nyawanya di jalan Allah. Ketika akan terjadi peristiwa pertempuran Badar beliau turut bersiap diri untuk menyongsong pertempuran. Langsung saja putra-putra beliau mendatangi Rasulullah صلي الله عليه و سلم agar melarang ayahnya yang cacat untuk turut serta. Rasulpun melarang sehingga dengan hati berat sahabat Amrupun urung berangkat.
Ketika menjelang pertempuran Uhud, beliau tidak mau lagi terlewat dalam jihad fi sabilillah. Beliau mendatangi Rasulullah صلي الله عليه و سلم dan berkata,
ﻓﻮﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻲ ﻷﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃﻃﺄ ﺑﻌﺮﺟﺘﻲ ﻫﺬﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ
"Demi Allah aku ingin menginjakkan kaki pincangku ini di dalam syurga."
Beliau juga berkata,
"Yaa Rasulallah bagaimana menurutmu jika aku berperang kemudian terbunuh di jalan Allah. Apakah aku akan berjalan di Syurga dengan kakiku ini. 
Rasulullah menjawab,"Iya!" 
Padahal kaki itu pincang.
Maka iapun maju ke gelanggang sembari melepas baju tempurnya sambil berseru,
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻻ ﺗﺮﺩﻧﻲ .

Senin, 05 Oktober 2015

KISAH SYAIKH ANIS THOHIR KETIKA DI INDONESIA


Potret Nyata Negeri Yang Diberkahi.

Selama mendampingi Syaikh Anis Thahir حفظه الله تعالى di Indonesia, ada beberapa kejadian kadang membuat saya tersenyum bila mengingatnya 
Diantaranya saat akan memasuki jalan tol, syaikh bertanya, "Kenapa kita harus bayar..? Bukankah jalan ini fasilitas umum..?

selanjutnya setiap kali meninggalkan tempat pemberhentian/parkir, syaikh lagi-lagi bertanya mengapa harus bayar..? Bukankah ini tempat umum..?

Saya hanya diam dan tersenyum.
Syaikh lalu berkata, "Puji syukur kepada Allah, zakat dan shadaqoh telah membebaskan kami dari semua pungutan ini".

Alhamdulillah..
Bagi orang yang pernah bermuqim di KSA (Kerajaan Saudi Arabia) pastinya akan takjub dengan berbagai nikmat yang Allah limpahkan terhadap negeri ini.
Di negeri ini, kita bisa menikmati jalan bebas hambatan tanpa pungutan, kitapun bisa memarkir mobil dimana saja tanpa ada pungutan.

Di negeri ini, pajak tidak diberlakukan, listrik dan air bersih disubsidi pemerintah, kesehatan dan pendidikan 100% ditanggung negara. Negara bahkan memberikan uang saku bagi pelajar pada tingkat SMA dan perguruan tinggi.

Di negeri ini, harga air minum kemasan jauh lebih mahal dari BBM.
I botol air kemasan 600 ml harganya SR 1,00 = Rp 3800. Sedangkan 1 L Bensin harganya 50 halalah atau setengah reyal. Buah dan sayurpun terbilang murah.

Setiap ramadhan tiba, tak terhitung jumlah dermawan yang membagikan makan gratis, begitu juga di musim haji.

Selain nikmat materi, adalagi nikmat yang mungkin akan sulit kita dapatkan di tempat lain. Yaitu nikmat keamanan