Oleh: Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA
Di antara penggalan sejarah yang bertaburkan banyak hikmah mulia dan pesan istimewa; kejadian meninggalnya Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam.
Peristiwa wafatnya Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam merupakan
musibah terbesar umat ini dan menorehkan duka yang begitu mendalam di
hati mereka. Namun detik-detik peristiwa wafatnya Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dan
berbagai kejadian di hari-hari terakhir beliau di dunia yang fana ini,
memberikan begitu banyak pelajaran berharga untuk kita.[1]
Saat beliau menderita sakit parah
menjelang wafatnya, para sahabat datang silih berganti untuk membesuk.
Di antara mereka, adalah Abu Sa’id al-Khudry radhiyallahu’anhu. Dia bercerita,
“دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ، فَوَضَعْتُ يَدِي عَلَيْهِ، فَوَجَدْتُ حَرَّهُ بَيْنَ يَدَيَّ فَوْقَ اللِّحَافِ”.
“Aku mengunjungi Nabi
shallallahu’alaihiwasallam, saat beliau dalam keadaan sakit parah. Aku
pun meletakkan tanganku di atasnya. Hingga aku bisa merasakan panasnya
tubuh beliau, padahal saat itu aku meletakkan tanganku di atas selimut
yang dipakainya”. HR. Ibnu Majah (IV/111 no. 4096 no. 4096) dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Bushiry.
Dalam kondisi separah itu, Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam masih tetap pergi ke masjid untuk mengimami para sahabatnya. Ummul Fadhl radhiyallahu’anha bercerita,
“خَرَجَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ رَأْسَهُ فِي مَرَضِهِ، فَصَلَّى الْمَغْرِبَ فَقَرَأَ بِالْمُرْسَلَاتِ. قَالَتْ: فَمَا صَلَّاهَا بَعْدُ حَتَّى لَقِيَ اللَّهَ”.
“Saat sakit, Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam keluar (dari rumahnya) menuju ke kami
(yang saat itu sedang menunggu di masjid). Beliau mengikatkan kain di
kepalanya (untuk mengurangi rasa pening). Lalu beliau mengimami kami
shalat Maghrib, dan membaca surat al-Mursalat. Itulah shalat Maghrib
terakhir beliau sebelum bertemu dengan Allah”. HR. Tirmidzy (hal. 86 no. 308) dan dinyatakan hasan sahih oleh beliau.
Perlu dicatat di sini bahwa surat al-Mursalat terdiri dari lima puluh ayat!
Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati…
Bagaimana dengan hari-hari terakhir beliau setelah menunaikan shalat di rumahnya? Mari kita dengarkan Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu’anha mengisahkannya,
“ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: “أَصَلَّى النَّاسُ؟”. قُلْنَا: “لَا هُمْ يَنْتَظِرُونَكَ”. قَالَ: “ضَعُوا لِي مَاءً فِي الْمِخْضَبِ”. قَالَتْ: فَفَعَلْنَا فَاغْتَسَلَ فَذَهَبَ لِيَنُوءَ فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ.
ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَصَلَّى النَّاسُ؟” قُلْنَا: “لَا، هُمْ يَنْتَظِرُونَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ”. قَالَ: “ضَعُوا لِي مَاءً فِي الْمِخْضَبِ” قَالَتْ فَقَعَدَ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ ذَهَبَ لِيَنُوءَ فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ.
ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: “أَصَلَّى النَّاسُ؟” قُلْنَا: “لَا هُمْ يَنْتَظِرُونَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ”. فَقَالَ: “ضَعُوا لِي مَاءً فِي الْمِخْضَبِ” فَقَعَدَ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ ذَهَبَ لِيَنُوءَ فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ.
ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: “أَصَلَّى النَّاسُ؟” فَقُلْنَا: “لَا هُمْ يَنْتَظِرُونَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ” وَالنَّاسُ عُكُوفٌ فِي الْمَسْجِدِ يَنْتَظِرُونَ النَّبِيَّ عَلَيْهِ السَّلَام لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ, فَأَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ بِأَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ. فَأَتَاهُ الرَّسُولُ فَقَالَ: “إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُكَ أَنْ تُصَلِّيَ بِالنَّاسِ” فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ, وَكَانَ رَجُلًا رَقِيقًا: “يَا عُمَرُ صَلِّ بِالنَّاسِ” فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: “أَنْتَ أَحَقُّ بِذَلِكَ” فَصَلَّى أَبُو بَكْرٍ تِلْكَ الْأَيَّامَ.
“Saat sakit Nabi shallallahu’alaihiwasallam semakin parah, beliau berkata, “Sudah shalatkah orang-orang?”.
“Belum, mereka menunggumu” jawab kami.
“Ambilkan untukku air di ember” perintah beliau.
Kami segera melakukan perintahnya, lalu beliau mandi. Tatkala akan bangkit berdiri, beliau tidak sadarkan diri.
Kemudian saat siuman beliau bertanya, “Sudahkah orang-orang shalat?”.
“Belum, mereka menunggumu wahai Rasulullah” jawab kami.
“Ambilkan untukku air di ember” perintah beliau.
Beliau duduk lalu mandi. Tatkala akan bangkit berdiri, beliau kembali tidak sadarkan diri.
Setelah siuman beliau bertanya, “Sudahkah orang-orang shalat?”.
“Belum, mereka menunggumu wahai Rasulullah” jawab kami.
“Ambilkan untukku air di ember” perintah beliau.
Beliau duduk lalu mandi. Tatkala akan
bangkit berdiri, beliau kembali tidak sadarkan diri.
Kemudian saat
siuman beliau bertanya, “Sudahkah orang-orang shalat?”.
“Belum, mereka masih menunggumu wahai Rasulullah” jawab kami.
Saat itu para sahabat berdiam di
masjid menunggu kedatangan Nabi shallallahu’alaihiwasallam untuk
mengimami shalat Isya di akhir malam.
Nabi shallallahu’alaihiwasallam mengirim utusan ke Abu Bakar, memerintahkan beliau mengimami orang-orang.
Utusan Rasul mendatangi Abu Bakar
seraya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
menginstruksikan padamu agar engkau mengimami kaum muslimin”.