Bismillah..
Mencari orang yang jujur di zaman ini amatlah sulit. Sampai pun ia rajin
shalat, jidadnya terlihat rajin sujud (karena saking hitamnya), belum
tentu bisa memegang amanat dengan baik. Ada cerita yang kami saksikan di
desa kami.
Seorang takmir
masjid yang kalau secara lahiriyah nampak alim, juga rajin menghidupkan
masjid. Namun belangnya suatu saat ketahuan. Ketika warga miskin
mendapat jatah zakat dan disalurkan lewat dirinya, memang betul amplop
zakat sampai ke tangan si miskin. Tetapi di balik itu setelah
penyerahan, ia berkata pada warga, "Amplopnya silakan buka di rumah
(isinya 100.000 per amplop). Namun kembalikan untuk saya 20.000."
Artinya, setiap amplop yang diserahkan asalnya 100.000, namun dipotong
sehingga tiap orang hanya mendapatkan zakat 80.000. Padahal dari segi
penampilan tidak ada yang menyangka dia adalah orang yang suka korupsi
seperti itu. Tetapi syukurlah, Allah menampakkan belangnya sehingga kita
jadi tahu tidak selamanya orang yang mengurus masjid itu termasuk
orang-orang yang jujur.
Perintah untuk Berlaku Jujur
Dalam beberapa ayat, Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk berlaku jujur. Di antaranya pada firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ