Jumat, 27 Februari 2015

BINATANG PUN TAHU DI MANA ALLAH

 
Sering kali kita ditanya oleh seseorang atau orang-orang yang hanya menguji kemampuan kita tentang dimanakah sebenarnya Allah. Maka ada sebagian dari umat Islam sendiri bingung dimanakah Allah itu. Ada pula sebagian umat yang menjawab bahwa Allah ada di dalam hati kita, ada pula yang menjawab Allah ada dimana-mana. Dengan adanya banyak perbedaan jawaban tentang dimana Allah ini maka semakin membuat kaum muslimin yang minim ilmu agama semakin tambah bingung. Untuk itu saya persembahkan risalah singkat dan sederhana ini untuk para pembaca khususnya kaum muslimin agar kita mengetahui dimanakah sebenarnya Allah berada. Saya memohon kepada Allah semoga tulisan saya ini bermanfaat baik bagi diri kita pribadi maupun bagi kaum muslimin.

Tidak dipungkiri bahwa kaum muslimin yang minim ilmu agama sangat berbeda-beda jawaban tentang keberadaan Allah ini. Apalagi ditambah dengan adanya pernyataan dari kaum penyesat bahwa Allah berada di dalam hati dan Allah ada dimana-mana. Dan diperparah oleh keadaan kaum muslimin yang tidak adanya ghiroh/semangat untuk mengkaji atau membaca Al-Qur’an dan Hadits serta kitab-kitab para ulama tentang pertanyaan ini. Dengan begitu bisa membuat orang-orang awam yang notabene tidak tahu apa-apa hanya ikut-ikutan saja.

Sebenarnya jika mereka mau membaca dan mengkaji apa yang telah diturunkan Allah melalui lisan Rasul-Nya yaitu Al-Qur’an maka akan banyak sekali jawaban dari pertanyaan tentang keberadaan Allah ini. Diantaranya adalah bahwa Allah berfirman :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy ".  (Q.S Al A’raf : 54)

Rabu, 18 Februari 2015

Bagaimana bisa masuk jika mencium baunya saja tidak bisa?


Wahai saudariku,
Kembalilah!


Kembalilah dalam ketaatan sebelum terlambat!
Kematian bisa datang kapan saja.
Bukankah kita ingin meninggal dalam ketaatan?


Bukankah kita tidak ingin meninggal dalam keadaan bermaksiat?
Bukankah kita mengetahui bahwa Allah mengharamkan bau surga bagi wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang?


Berpakaian tapi tidak sesuai dengan syariat maka itu hakekatnya berpakaian tetapi telanjang!

Tidakkah kita rindu dengan surga?

Bagaimana bisa masuk jika mencium baunya saja tidak bisa?

Saudariku,

Apalagi yang menghalangi kita dari syari’at yang mulia ini?
Kesenangan apa yang kita dapat dengan keluar dari syari’at ini?
Kesenangan yang kita dapat hanya bagian dari kesenangan dunia.
Lalu apalah artinya kesenangan itu jika tebusannya adalah diharamkannya surga (bahkan baunya) untuk kita?

Minggu, 08 Februari 2015

3 HAL SEBAGAI TANDA SYUKUR

 

Mampukah kita menghitung nikmat-nikmat Allah Ta'ala yang telah kita dapat hingga saat ini? Tentulah, TIDAK! Menghitung jumlah nikmat dalam sedetik saja kita tidak mampu, terlebih sehari bahkan selama hidup kita di dunia ini. Tidur, bernafas, makan, minum, bisa berjalan, melihat, mendengar, dan berbicara, semua itu adalah nikmat dari Allah Ta'ala, bahkan bersin pun adalah sebuah nikmat. Jika dirupiahkan sudah berapa rupiah nikmat Allah itu? Mampukah kalkulator menghitungnya? Tentulah, TIDAK! Sudah berapa oksigen yang kita hirup? Berapa kali mata kita bisa melihat atau sekedar berkedip? Sampai kapan pun kita tidak akan bisa menghitungnya. Sebagaiman Allah Ta'ala berfirman,

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An Nahl: 18)

Lalu, apakah yang harus kita lakukan setelah kita mendapatkan semua nikmat itu? Bersyukur atau kufur? Jika memang bersyukur, apakah diri ini sudah tergolong hamba yang mensyukuri nikmat-nikmat itu?

Karena itu, kita Perlu mengetahui bagaimana cara bersyukur kepada Allah Ta'ala dan bagaimana tata cara merealisasikan syukur itu sendiri. Ketahuilah bahwasannnya Allah mencintai orang-orang yang bersyukur. Hamba yang bersyukur merupakan hamba yang dicintai oleh Allah Ta'ala. Seorang hamba dapat dikatakan bersyukur apabila memenuhi tiga hal:

Pertama,

Senin, 02 Februari 2015

BILA ISTRIMU MEMINTA CERAI

 
Ingat, ketahuilah bahwa orang tuanya telah menyerahkan dia sepenuhnya kepadamu, orang tuanya telah menyerahkan wanita ini sepenuhnya kepadamu tanpa ada paksaan, bahkan engkaulah yang datang meminang dan melamarnya dan dirimu telah menerima semua beban yang diserahkan kepadamu tatkala pernikahan itu, dan kau menerimanya.

Tatkala ayahnya mengatakan “aku nikahkan engkau, aku kawinkan engkau dengan anakku fulanah dengan mahar sekian.” Jawaban kita pada waktu itu apa?... “aku terimah nikah dan kawinnya dengan mahar yang disebutkan”. Sejak saat itu, bayangkan dengan hanya perkataan itu, wanita itu jadi milik kita dan kita menerimanya tanpa paksaan dan menerima wanita itu dengan semua kekurangan dan kelebihannya, karena, ingat, dia bukan malaikat. Dan dengan kata-kata itu kita bawa pulang wanita ini, padahal.. ingat, padahal kita tidak pernah merasakan sakitnya mengandung wnita itu, ibundanya 9 bulan mengandung wanita itu, lemah diatas kelemahan, sabar, tabah, melahirkannya mempertaruhkan nyawa. Kita tidak pernah ada andil disitu, orang tuanya yang laki bekerja, ngasih makan dia, kita juga tidak punya andil disitu. Dan tatkala membesarkan, merawatnya, menyekolahkan, kita juga tidak pernah punya andil.