Senin, 27 Juli 2015

KISAH WANITA SHOLIHAH MENIKAH DENGAN LELAKI YANG SEDIKIT HAFALANNYA



Dia pergi untuk melamar seorang wanita.
 
Di saat dia melakukan nadzhar (melihat calon istrinya) syar’i.

Calon istrinya bertanya : berapa hafalan Al Qur’anmu ?

Dia menjawab : saya tidak hafal banyak tapi SAYA INGIN MENJADI LELAKI YANG SHALIH

Dia lalu berkata kepada calon istrinya : kalau kamu ?

Calonnya menjawab : saya hafal juz amma

Calonnya kemudian sepakat untuk menikah karena merasa dia ( laki-laki yg datang melamar ini ) jujur

Setelah menikah…
Sang Istri lalu memintanya untuk membantunya menghafal Al Quran


Sang suami berkata : mengapa kita tidak saling membantu dalam menghafal bersama-sama

Mereka lalu memulai menghafal dengan Surat Maryam kemudian berikutnya dan berikutnya

sampai hafalan Qurannya selesai dan mereka berdua mendapat Ijazah hafalan Quran

Kemudian istrinya menawarkan : mungkin kita juga bisa memulai menghafal Hadits-hadits Bukhari..

Di sebuah kesempatan ketika dia berziarah ke rumah mertuanya, sang suami mengabarkan kepada mertuanya kalau : alhamdulillah anaknya sekarang sudah hafal Al Qur’an Al Karim.

kisahMertuanya kaget dengan apa yang dikatakan

Sabtu, 04 Juli 2015

YANG MENAKJUBKAN ITU ADA PADA DIRIMU




Di dunia ini seringkali kita mendapati dua hal yang saling berpasangan, misalnya Timur dan Barat, Siang dan Malam, Pria dan Wanita, Tua dan Muda, Hidup dan Mati, Senang dan Susah, serta Kebaikan dan Keburukan. 

Kebaikan biasanya membahagiakan hati kita sedangkan keburukan biasanya menyusahkan hati kita. Kebaikan dan keburukan senantiasa silih berganti menyapa kehidupan setiap manusia sebagai ujian baginya selaku anak keturunan Nabi Adam ‘alaihi sallam.

Ketika ujian kebaikan ataupun keburukan itu hadir, setiap anak Adam mempunyai sikap yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. 

Sebagian dari kita menyikapi ujian ini dengan sikap yang salah. Namun sikap yang salah tersebut tidak akan terjadi pada diri seorang yang beriman (mukmin), karena setiap ujian disikapinya dengan benar sehingga semua itu (ujian kebaikan ataupun keburukan) menjadi baik baginya. Hal ini sebagaimana dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: