Jumat, 29 Januari 2016

KISAH SEPOTONG ROTI...




Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc Hafizhahullah.

Dahulu..
ada seorang lelaki yang beribadah selama 60 tahun lamanya..
lalu ia terfitnah oleh seorang wanita..
dan berzina dengannya selama enam hari..
lalu ia sadar dan bertaubat..

ia pun pergi meninggalkan tempat ibadahnya..
lalu ia singgah di sebuah masjid..
dan tinggal di sana selama tiga hari tak ada makanan..

Sabtu, 23 Januari 2016

RINTIHAN KELUARGA TERRORIST...



Bismillah

Zaman Nabi para sahabat berjihad dengan gagahnya.
Ada yang gugur dan ada yang kembali pulang.

Yang gugur mendapatkan doa dari Nabi agar mendapatkan syahidnya sedang yang selamat disambut gembira oleh sanak keluarganya.

Jihad seperti ini saja berat.
Padahal dipimpin Nabi dan perintahnya jelas dari Allah Ta'alaa.

Lalu zaman ini ada yang mereka namakan jihad.
Tanpa pemimpin yang diakui.
Tanpa bendera.
Tanpa mengenal wilayah tempurnya.
Tanpa mengetahui syarat dan rukunnya.
Tanpa fatwa dan keridhoan ulama besar.
Bahkan diantara mereka menghina ulama yang telah menghabiskan usianya berjihad dengan pena dan lisannya.
Tanpa ridho orang tuanya.
Bahkan jika mati tidak mendapatkan doa dari ulama sebagai syahid dan dari kaum muslimin umumnya.

Rabu, 06 Januari 2016

KETIKA SUAMIMU GELISAH…



Setelah malam-malam panjang yang dihabiskannya untuk menyendiri (khola’) di Gua Hira’, pada suatu malam Rasulullah pulang dalam keadaan gemetar sekujur tubuhnya. Kemudian berkatalah Beliau kepada istrinya: Khadijah binti Khuwailid,“ Selimuti aku, selimuti aku.”

Khadijah pun kemudian menyelimutinya. Setelah hilang rasa takutnya, Beliau pun berkata: “Tahukah engkau apa gerangan yang terjadi denganku?”

Lalu beliau pun menceritakan hal yang dialaminya. Selanjutnya Beliau berkata,”Sesungguhnya aku mengkhawatirkan diriku.”

Khadijah, sang istri shalihah pun berkata,”Tak perlu khawatir. Tenanglah dan gembirakan dirimu. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Sungguh, engkau adalah seorang yang suka menyambung tali kekerabatan (silaturahim), selalu bicara jujur, membantu meringankan beban orang lain, menolong orang yang sengsara, selalu menghormati tamu, dan membela orang yang berada dalam kebenaran.” (Al Ghazali, 2005: hal 136)

Tak kurang hanya menghibur, Khadijah pun kemudian mengajak beliau menemui pamannya, seorang Ahli Kitab, Waraqah bin Naufal. Hingga beliau pun tak ragu lagi akan perubahan luar biasa yang beliau tahu akan di hadapinya. Sesak kegalauan dan pesimisme, berubah menjadi kesejukan, dan harapan yang luas. Serta loncatan mendadak yang begitu jauh dari jangkauannya. Namun kini diyakininya sepenuh hati.  Inilah nubuwwah…


Puncak Kegelisahan adalah Awal Hidayah