Sabtu, 28 Maret 2015

Inilah Diantara Senjata Umat Islam Indonesia untuk Mengalahkan Syi'ah Hutsi Yaman


 


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Marilah Sejenak Menengok Sejarah: Tahukah Anda tentang Pasukan Tatar?

Inilah salah satu pasukan terkuat dan terbesar dalam sejarah. Namun sayang mereka adalah pasukan kafir yang membantai ribuan, bahkan mungkin jutaan kaum muslimin. Banyak negeri muslim berjatuhan ke tangan mereka diiringi banjir darah dan hujan air mata, bahkan mereka berhasil menguasai Baghdad, pusat pemerintahan Islam dan membunuh khalifah, pemimpin tertinggi kaum muslimin ketika itu tanpa perlawanan, koq bisa?

Jawabannya: 
Diantara sebab terbesar hal itu terjadi adalah karena pengkhianatan kaum yang sangat jelek, kaum yang menyimpan dendam terhadap Islam dan kaum muslimin, kaum yang tidak segan-segan menggunakan tangan-tangan keji mereka untuk membantai kaum muslimin ketika mereka kuat, dan ketika mereka lemah maka mereka gunakan tangan-tangan orang kafir, itulah kaum Syi’ah.

Ringkas cerita, ketika Khalifah dalam keadaan lemah; beliau pun meminta perdamaian kepada Holako Khan (Pemimpin Pasukan Tatar), beliau membawa banyak sekali harta untuk diserahkan sebagai upeti, tanda ketundukan kepada Tatar, itu beliau lakukan atas saran orang-orang Syi’ah, terutama yang beliau angkat jadi menteri dan orang dekatnya, yaitu Al-'Ala' Ibnul ‘Alqomi dan Nashir Ath-Thusi (yang sering dipuji oleh tokoh sesat Syi’ah Khomeini), tapi bersamaan dengan itu, orang-orang Syi’ah menyarankan kepada Holako untuk tidak menerima perjanjian damai Khalifah dan hendaklah membunuhnya.

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan,

وقد أشار أولئك الملأ من الرافضة وغيرهم من المنافقين على هولاكو أَنْ لَا يُصَالِحَ الْخَلِيفَةَ، وَقَالَ الْوَزِيرُ مَتَى وَقَعَ الصُّلْحُ عَلَى الْمُنَاصَفَةِ لَا يَسْتَمِرُّ هَذَا إِلَّا عَامًا أَوْ عَامَيْنِ ثُمَّ يَعُودُ الْأَمْرُ إِلَى مَا كَانَ عَلَيْهِ قَبْلَ ذَلِكَ، وَحَسَّنُوا لَهُ قَتْلَ الْخَلِيفَةِ، فَلَمَّا عَادَ الْخَلِيفَةُ إِلَى السُّلْطَانِ هُولَاكُو أَمْرَ بِقَتْلِهِ

“Sungguh, orang-orang Syi’ah Rafidhah dan selainnya dari kalangan munafik telah memberi isyarat kepada Holako untuk tidak menerima perdamaian dengan Khalifah, dan berkata menterinya (seorang syi’ah yang bernama Ibnul ‘Alqomi): “Kapan terjadi perdamaian yang hanya setengah-setengah maka tidak akan bertahan lama kecuali satu atau dua tahun saja, kemudian akan kembali seperti sebelumnya”. Maka orang-orang Syi’ah itu pun membujuk Holako untuk membunuh Khalifah, sehingga ketika Khalifah kembali kepada penguasa Tatar Holako (dengan membawa hadiah-hadiah untuknya), dia malah memerintahkan untuk membunuh beliau.” [Al-Bidayah wan Nihayah, 13/234]

Kamis, 26 Maret 2015

CIRI-CIRI AGAMA SYI'AH

 

Oleh Ustadz  Elvi Syam, حفظه الله تعالى 

Jika ada orang datang kepada anda dan bicara mengenai beberapa perkara ini; 

■ Mengagungkan Saidina Ali melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam
 
■ Mengagungkan Saidina Hussain berlebihan
 
■ Menyalahkan Muawiyah tanpa melihat siapa yang membawa fitnah
 
■ Mengatakan Al Quran yang ada tak lengkap
 
■ Mengatakan Imam al Bukhari dan Muslim hadisnya palsu & penipu
 
■ Menyalahkan sahabat dan mengkafirkan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
 
■ Mengagungkan imam-imam 12

mereka dan mengatakan ada 12 imam Al Mahdi

 
■ Al Mahdi dari kalangan mereka dan mereka pengikut Al Mahdi (Ansar Imam Mahdi)
 
■ Bercerita tentang ahlul bait dan mazhab ahlul bait
 
■ Tentang wilayah / Imamiyah
 
■ Menyesatkan ahli sunnah wal jamaah dan mazhab 4

■ Mengatakan solat 3 waktu saja

Minggu, 22 Maret 2015

KETIKA PENA-PENA KALIAN SUDAH PATAH


Pada jaman duu,
Pena-pena kalian para wartawan patah karena tekanan Rezim berkuasa
sehingga tumpul menyuarakan berita kebenaran,

hal itu bisa kita maklumi

Namun dijaman ini,
Pena-pena kalian patah karena kalian patahkan sendiri,
Padahal Pena-pena kalian telah berganti dengan teknologi yang lain
Namun kenapa tidak bisa setajam dahulu, tumpul bagaikan pisau tak terasah

Hanya karena Uang, hanya karena jilatan-jilatan kekuasaan, yang dulu kalian lari darinya
Sekarang kalian malah merangkak dan menjilati kaki-kaki kekuasaan, SUNGGUH HINANYA

Detik-detik yang kalian tulis hanyalah penggiringan Opini,
Sesekali Tempo, kalian beritakan orang baik agar jadi buruk atau sebaliknya
Bahkan kalau perlu kalian putar balikan fakta suatu berita

Sekarang kami tahu,
Kami tidak mau lagi menjadi korban media,
Pagi Siang Sore hingga Malam terombang-ambing karenanya

WE DO NOT BELIEVE YOU ANYMORE

Mulai sekarang,
Kami akan sibukkan diri kami dengan ILMU dan Amal Shalih
Masih banyak ilmu (Diin) yang harus kami cari dan kami baca
dan Masih banyak amal shalih yang belum kami kerjakan,

Senin, 16 Maret 2015

6 KIAT MENCARI JODOH


Secara umum, ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan prioritas utama bagi seseorang yang hendak mencari jodoh. Kriteria-kriteria tersebut antara lain sebagai berikut:

> Pertama, baik agamanya. Baik dalam masalah dien meliputi baik akidahnya, akhlaknya dan ibadahnya. Seorang laki-laki harus memilih jodoh seorang wanita yang shalihah dan seorang wanita hendaknya tidak menerima lamaran kecuali dari seorang laki-laki yang shalih dari segi agama dan akhlaknya.
Rasulullah  menganjurkan kita memilih jodoh atas dasar agamanya, sebagaimana sabda beliau,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Wanita itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena nasabnya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (Muttafaq 'alaih)

Rasulullah  memerintahkan kepada wali wanita untuk tidak menolak lamaran lelaki yang shalih,

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِينَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ

“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk melamar, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika tidak, niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi.” ( Sunan Ibni Majah no. 1957)

Kita dianjurkan menikah dengan seseorang yang kita ridhai agamanya. Adapun yang agamanya kurang baik, meskipun ia cantik atau tampan, sebaiknya kita pikirkan berkali-kali untuk menikah dengannya. Sedangkan dengan orang musyrik, sudah semestinya kita tidak menikah dengan mereka, karena Allah  melarangnya.
Allah  berfirman, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke nereka, sedang Allah  mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah  menerangkan ayat- ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

Minggu, 15 Maret 2015

JANGANLAH DUDUK, SEBELUM SHALAT DUA RAKAAT



Seringkali kita dapati fenomena di masyarakat kita bahwa ketika masuk masjid langsung duduk, padahal ada larangan akan hal tersebut. Kita diperintahkan untuk Shalat Dua Rakaat yaitu Shalat Tahiyatatul Masjid. Oleh karena itu kita posting artikel berkaitan dengan hal ini:

Oleh
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam


عَنْ أبي قَتَا دَةَ بْنِ رِِبْعِيًّ اْلأنصا ريَّ رضي اللّهُ عَنْهُ قَالَ النَّبيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ إذَا دَخَلَ أَحَدُ كُمُ الْمَسجِدَ فَلاَ يَجْلِسْ حتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ

"Dari Abu Qatadah Al-Harits bin Rab'y Al-Anshary Radhiyallahu anhu, dia berkata, 'Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 'Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sebelum shalat dua raka'at".


MAKNA HADITS
Sulaik Al-Ghathafany masuk masjid Nabawi ketika Jum'at, saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan khutbah, lalu dia langsung duduk. Beliau menyuruhnya bediri dan shalat dua rakaat. Kemudian beliau menyatakan bahwa masjid-masjid itu memiliki kesucian dan kehormatan, bahwa ia memiliki hak tahiyat atas orang yang memasukinya. Caranya, dia tidak langsung duduk sebelum shalat dua rakaat.

Karena itulah beliau tidak memberi kesempatan, termasuk pula terhadap orang yang duduk itu untuk mendengarkan khutbah belaiu.


PERBEDAAN PENDAPAT DI KALANGAN ULAMA