Rabu, 29 Mei 2013

Hukum Lewat di Depan Orang Sholat ?

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ، لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ
Seandainya orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat mengetahui dosa yang akan dipikulnya, maka ia lebih baik berdiri empat puluh hari daripada harus lewat di depannya” [HR. Al-Bukhaariy dan Muslim].
Menurut riwayat Al-Bazzaar dari jalan lain :
أَرْبَعِينَ خَرِيفًا
(lebih baik berdiri) empat puluh tahun”.
Sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang lain :
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ، فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلْيَدْفَعْهُ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ
Apabila seorang di antara kamu shalat dengan memasang sutrah[1] yang membatasinya dari orang-orang, lalu ada seseorang yang ingin lewat di hadapannya, hendaknya ia mencegahnya.  Bila ia tidak mau, perangilah dia sebab sesungguhnya dia adalah setan[HR. Al-Bukhaariy dan Muslim].

Selasa, 14 Mei 2013

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (Rahimahulloh)



Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (bahasa arab: عبد العزيز بن باز) adalah seorang ulama kontemporer yang ahli dibidang sains Hadits, Aqidah, dan Fiqih. lahir di Riyadh - Arab Saudi tahun 1909 M/1330 H. Pada awalnya beliau bisa melihat dengan normal, namun pada usia remaja penglihatannya perlahan memburuk hingga puncaknya pada usia sekitar 20 tahun beliau pun mengalami kebutaan total. Syaikh Bin Baz pernah menjabat sebagai mufti (penasehat agung) kerajaan Arab Saudi, kepala majelis pendiri Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia), rektor Universitas Islam Madinah, anggota dewan tertinggi Hai'ah Kibaril Ulama (semacam MUI di Arab Saudi), dan ketua dari Dewan Risen Ilmu dan Fatwa (al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta'). Beliau meninggal dunia pada tahun 1999 M/1420 H dan disemayamkan di pemakaman Al-Adl, Mekkah.

Riwayat Ilmiah

Kamis, 09 Mei 2013

Memetik Faidah Akhlaqiyah dari Kisah Syaikh Bin Baz Rahimahullohu

 
Syaikh Al-Muhaddits ‘Adnan ‘Ar’ur hafizhahullahu menyampaikan bahwa beliau mendengarkan wasiat yang sering diucapkan oleh Muhaddits abad ini, al-Allamah al-Albani rahimahullah :
“Ajarkanlah aqidah yang lurus kepada umat dan ajarkan akhlaq yang mulia kepada salafiyyin”. (Tanya Jawab bersama Syaikh Ar’ur dalam almanhaj.net)

Syaikh Ahmad Farid hafizhahullahu berkata bahwa manhaj salaf itu bukan sekedar teori tanpa amal, bukan sekedar aqidah saja, namun manhaj salaf itu adalah aqidah, manhaj dan aklaq. (http://salafvoice.com)
Jika kita berbicara tentang perangai dan akhlaq ulama besar di zaman ini, tentu kita akan dapati berbagai faidah baik dari perkataan, perbuatan maupun arahan mereka. Al-Allamah Ibnu Baz rahimahullahu adalah salah satu ulama besar tersebut, yang beliau banyak sekali memberikan manfaat dan kontribusi bagi dakwah yang berkah ini.
Kisah beliau di bawah ini, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita untuk lebih belajar bermanhaj salaf secara lebih benar, terutama dalam masalah akhlaq.

Selasa, 07 Mei 2013

Renungan Tentang Kemuliaan !


 بسم الله الرحمن الرحيم


     Imam Ibnul Qayyim rahimahullah membawakan sebuah kisah 
yang pantas untuk kita jadikan renungan:

Dikisahkan bahwa ada seorang ulama yang menumpang sebuah kapal laut 
bersama para saudagar kaya (yang membawa banyak harta dan barang dagangan). Tapi kemudian, (di tengah lautan) kapal tersebut rusak (dan tenggelam bersama seluruh barang-barang muatan). Maka para saudagar tersebut serta merta menjadi orang-orang yang hina dan rendah (karena harta mereka tenggelam di laut) padahal sebelumnya mereka merasa mulia (bangga) dengan kekayaan mereka.
 Sedangkan ulama tersebut sesampainya di negeri tujuan, beliau dimuliakan dengan berbagai macam hadiah dan penghormatan (karena ilmu yang dimilikinya). Kemudian ketika para saudagar yang telah menjadi  miskin itu ingin kembali ke negeri mereka, mereka bertanya kepada ulama tersebut: Apakah anda ingin menitip pesan atau surat untuk kaum kerabat anda? Maka ulama itu menjawab: “Iya, sampaikanlah kepada mereka: Jika kalian ingin mengambil harta (kemuliaan) maka ambillah harta  yang tidak akan tenggelam (hilang) meskipun kapal tenggelam, oleh karena itu jadikanlah ilmu (agama) sebagai (barang) perniagaan (kalian)”[1].