Selasa, 24 Oktober 2017

BUAH APEL DENGAN WANITA BUTA, BISU, TULI & LUMPUH



[ TRAGEDI BUAH APEL ]
Tsabit… suatu ketika berjalan-jalan di sebuah kebun yang indah, tiba-tiba ia melihat buah apel lantas ia ambil lalu dimakannya

Setelah itu ia tersadar belum minta izin pada pemiliknya. Dengan perasaan gelisah akhirnya ia menemui pemilik kebun itu

Singkat cerita, yang awalnya pemilik kebun tersebut tidak ikhlas atas perilaku tsabit tersebut hingga susah payah tsabit membujuk pemilik kebun dan akhirnya pemilik kebun tersebut mengikhlaskan apel tersebut dengan syarat Tsabit harus menikahi putrinya yang buta, bisu, tuli dan lumpuh

Ia sangat terguncang dengan pilihan pemilik kebun itu.

Rabu, 11 Oktober 2017

FAEDAH SURAT AL-KAHFI, BAGIAN 03 DARI 09



Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA Hafizhahullah.

بسم اللّه الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 


In syā Allāh pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama berusaha untuk mengambil faedah-faedah dari surat Al Kahfi. 

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan: 

وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا

Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata, "Allāh mempunyai seorang anak."

(QS Al Kahfi: 4)

Yang mengatakan Allāh memiliki anak ada 3 (tiga) golongan sebagaimana yang disampaikan oleh Al Qurthubi dan As Shinqithi rahimahullāh.  

3 golongan tersebut adalah: 

⑴ Orang-orang Yahūdi

Orang Yahūdi mengatakan: 

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّه

Orang-orang Yahūdi berkata: ''Uzāir itu putera Allāh."

 (QS At Taubah: 30)

Orang-orang Yahūdi mengatakan 'Uzāir adalah anak Allāh karena 'Uzāir telah menyalin kembali Taurāt setelah Taurāt tersebut hilang. 

Senin, 09 Oktober 2017

FAEDAH SURAT AL KAHFI, BAGIAN 02 DARI 09


oleh: Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA

بسم اللّه الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 


In syā Allāh pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama berusaha untuk mengambil faedah-faedah dari surat Al Kahfi. 

Surat Al Kahfi disunnahkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bagi kita untuk membacanya sepekan sekali setiap hari Jum'at. 

Kita akan bacakan surat Al Kahfi dengan tafsiran yang ringkas yang saya ambil dari beberapa buku. Yang paling utama adalah 4 (empat) buku yaitu: 

⑴ Tafsir Ibnu Katsīr 
⑵ Tafsir Al Qurthubi 
⑶ Tafsir Abdurrahman bin Nahsir As Sa'di 
⑷ Tafsir Adhwā'ul Bayyān Ash Shanqiti 

(rahimahullāh jāmi'an) 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam ayat pertama surat Al Kahfi: 

 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا 

"Segala puji bagi Allāh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitāb (Al Qurān) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya."

Di ayat ini, Allāh Subhānahu wa Ta'āla memuji diri-Nya dengan nikmat yang sangat agung dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla berhak untuk dipuji dengan seluruh nikmat yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kepada kita. 

Tetapi Allāh Subhānahu wa Ta'āla memilih salah satu nikmat yang sangat agung, yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kepada hamba-Nya (yaitu) Al Qurān. 

Turunnya Al Qurān merupakan nikmat yang sangat agung (sangat besar) maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla khususkan penyebutannya di awal surat Al Kahfi. 

 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا

"Segala puji bagi Allāh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya (yaitu nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam) Al Kitāb (Al Qurān) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya."

Kata Syaikh Muhammad Al Amin Al Shanqiti rahimahullāh, عِوَجًا adalah kalimat nakirah dalam kontek penafi'an. 

وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا

"Dan kami tidak menjadikan kebengkokan di dalam Al Qurān tersebut."