Jumat, 28 November 2014

Kisah Putra Raja dan Cincin Permata

http://abubassam19.blogspot.com/
Mengabarkan kepadaku Muhammad bin Al Husain aku mendengar Abu Bakar bin Abi Thayyib berkata, telah sampai kepadaku dari Abdullah bin Faraj (beliau seorang ahli ibadah) yang berkata : Aku membutuhkan seorang kuli yang akan bekerja untukku, maka aku pergi ke pasar melihat-lihat kuli.

Tiba-tiba dibagian akhir aku melihat seorang remaja berkulit kuning langsat tangannya membawa bungkusan besar. Dia lewat dengan mengenakan jubah serta kain dari bulu domba kasar. Aku berkata padanya, “Kamu mau kerja juga ?”.
Dia menjawab, “Iya”.
Aku katakan, “Berapa upah yang kamu minta ?”.
Dia menjawab, “Satu dirham dan satu daniq (Total tujuh daniq)”.
Aku katakana, “Berdirilah, dan bekerja padaku”.
Dia berkata, “Dengan satu syarat”.
Aku katakana, “Apa itu ?”.
Dia menjawab, “Jika telah datang waktu dzuhur aku akan keluar wudhu shalat kemudian kembali bekerja, dan jika datang waktu asar demikian pula”.
Aku katakan, “Ya”.

Kemudian ia mengikuti aku sampai rumah dan aku perintahkan untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat lain. Ia pun mengencangkan tali pinggang dan bekerja serta tidak berbicara sepatah katapun sampai tiba waktu dzuhur dan berkata kepadaku, “Wahai Abdullah muadzin telah mengumandangkan adzan dzuhur”.
Aku menjawab, “Terserah engkau saja”.
Kemudian dia keluar shalat dan kembali bekerja dengan giat sampai ketika telah tiba waktu asar, ia berkata lagi kepadaku, “Wahai Abdullah muadzin telah mengumandangkan adzan asar”.
Aku menjawab, “terserah engkau saja”.
Kemudian ia keluar shalat asar dan kembali bekerja sampai senja hari. Akupun memberikan upahnya dan ia bergegas pulang.

Minggu, 16 November 2014

Kisah Kesabaran Sang Pemuda Idaman Saat Tergoda Hubungan Terlarang


Allah ta’ala berfirman,

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (23) وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ (24) وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ 25

“Dan wanita (istri Raja) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya), dan wanita itu telah menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah berkeinginan (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf dan Yusuf pun berkeinginan (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Rabbnya. Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?” [Yusuf: 23-25] 

Asy-Syaikh Al-Mufassir Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

هذه المحنة العظيمة أعظم على يوسف من محنة إخوته، وصبره عليها أعظم أجرا، لأنه صبر اختيار مع وجود الدواعي الكثيرة، لوقوع الفعل، فقدم محبة الله عليها، وأما محنته بإخوته، فصبره صبر اضطرار، بمنزلة الأمراض والمكاره التي تصيب العبد بغير اختياره وليس له ملجأ إلا الصبر عليها، طائعا أو كارها

“Ujian (godaan wanita) ini sangat besar bagi Yusuf, melebihi ujian yang dilakukan oleh saudara-saudaranya. Dan sabarnya beliau terhadapnya lebih besar pahalanya, sebab ia adalah sabar berdasarkan pilihannya sendiri, bersamaan dengan itu banyak faktor yang mengajaknya untuk melakukan maksiat tersebut, akan tetapi beliau lebih mendahulukan cintanya kepada Allah ta’ala. Adapun ujian dengan saudara-saudaranya, maka sabarnya beliau adalah sabar dalam kondisi terpaksa, bagaikan penyakit dan musibah yang menimpa seorang hamba yang bukan atas dasar pilihannya sendiri, sehingga tidak ada lagi jalan keluar baginya kecuali bersabar menghadapinya, suka atau terpaksa.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 396] 

APA SAJA FAKTOR YANG MENGAJAK NABI YUSUF ‘ALAIHISSALAM UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN TERLARANG ITU?

1) Beliau ketika itu adalah (dianggap) budak, dan yang mengajaknya adalah tuannya
2) Mereka berdua telah berada dalam satu ruangan
3) Pintu-pintu telah terkunci
4) Wanita itu sendiri yang mengajak
5) Kondisi Nabi Yusuf ‘alaihissalam sebagai orang asing, tidak ada yang mengenal beliau di negeri itu
6) Yang mengajaknya adalah seorang wanita cantik dan memiliki kedudukan
7) Beliau telah diancam dengan penjara atau siksaan yang pedih
8) Beliau adalah seorang pemuda bujangan
9) Ketika beliau menolak dan lari darinya, wanita itu pun masih mengejar
10) Beliau pun sudah memiliki keinginan terhadapnya, akan tetapi beliau lebih mengedepankan keridhoan Allah ta’ala atas keinginan nafsu yang memerintahkan kepada kejelekan. ALLAHU AKBAR.

SEBAB-SEBAB KESELAMATAN BELIAU DARI HUBUNGAN TERLARANG: