Senin, 12 Oktober 2015

HATI YANG PINCANG (Hampir Menangis Membacanya)


Kalian pernah mendengar kisah seorang sahabat mulia Amru bin AlJamuh رضي الله عنه , atau sebagian kalian lupa atau tidak pernah mendengarnya sama sekali. Baiklah, aku tuliskan ringkas satu sisi saja kehebatan sahabat ini.
Amru bin Aljamuh Allah takdirkan memiliki cacat kaki sehingga pincang saat berjalan. Beliau dikenal orang yang sangat dermawan. Bukan hanya harta tapi beliau juga ingin mendermakannya nyawanya di jalan Allah. Ketika akan terjadi peristiwa pertempuran Badar beliau turut bersiap diri untuk menyongsong pertempuran. Langsung saja putra-putra beliau mendatangi Rasulullah صلي الله عليه و سلم agar melarang ayahnya yang cacat untuk turut serta. Rasulpun melarang sehingga dengan hati berat sahabat Amrupun urung berangkat.
Ketika menjelang pertempuran Uhud, beliau tidak mau lagi terlewat dalam jihad fi sabilillah. Beliau mendatangi Rasulullah صلي الله عليه و سلم dan berkata,
ﻓﻮﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻲ ﻷﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃﻃﺄ ﺑﻌﺮﺟﺘﻲ ﻫﺬﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ
"Demi Allah aku ingin menginjakkan kaki pincangku ini di dalam syurga."
Beliau juga berkata,
"Yaa Rasulallah bagaimana menurutmu jika aku berperang kemudian terbunuh di jalan Allah. Apakah aku akan berjalan di Syurga dengan kakiku ini. 
Rasulullah menjawab,"Iya!" 
Padahal kaki itu pincang.
Maka iapun maju ke gelanggang sembari melepas baju tempurnya sambil berseru,
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻻ ﺗﺮﺩﻧﻲ .
"Yaa Allah jangan kembalikan aku!"
(ke keluargaku)
Bersama keponakannya beliau gugur di medan Uhud. Ketika Nabi صلي الله عليه و سلم menghampiri jasadnya beliau bersabda,"Sesungguhnya aku melihat dirimu berjalan di syurga dengan kaki yang sempurna.
Versi lengkap,
http://islamstory.com/ar/عمرو_بن_الجموح

Sekarang kita beranjak ke bumi Syam. Sekitar dua hari yang lalu di medan pertempuran صد الاحزاب/menghalau sekutu di Kifr Dilbah, Jabal Akrad. Di bawah ini adalah photo seorang mujahid hebat. Mungkin beliau ini contoh yang nyata dalam meneladani sahabat Amru bin AlJamuh saat kini. Dia turut berjihad sejak awal revolusi. Dalam sebuah pertempuran sebuah roket jatuh di sampingnya. Shozaya/serpihan roket tajam menghantam kaki kanannya hingga putus.
Hebatnya beliau, selepas sembuh beliau kembali ke gelanggang pertempuran meski dengan satu kaki. Untuk memudahkan berjalan beliau memasang kaki palsu. Ketika pecah pertempuran di Kifr Dilbah. Beliau tidak mau ketinggalan. Bersama mujahidin lain beliau berangkat bertempur dengan gagah berani.
Ketika terjadi baku tembak sengit, sebuah mortar musuh jatuh di dekatnya diikuti serpihan mortar yang merobek tubuhnya. Iapun jatuh tersungkur berdarah-darah. Hingga saat beliau masih mendapatkan perawatan di rumah sakit lapangan- اللهم اشف جرجه semoga Allah segera menyembuhkan lukanya.
Akhirnya, kembali kepada diri kita yang di sini. Yang telah Allah berikan jasad sempurna dengan dua kaki yang bisa berjalan tegak dan tidak goyah ketika dipakai berlari. Setelah membaca kisah sahabat Amru bin Aljamuh رضي الله عنه dan saudara kita di bumi Syam. Tidakkah ada rasa malu dalam diri kita. Dalam kecacatan keduanya bersegera dalam ketaatan yang besar yakni jihad fi sabilillah. Padahal mereka diberikan uzur untuk tidak turut ke medan pertempuran.
Sementara kita dengan kaki tegak, jangankan untuk berjihad. Sedangkan untuk melangkahkan kaki ke masjid menetapi sholat berjama'ah di masjid saja bermalas-malasan. Juga enggan melangkah ke arah ketaaan kepadaNya. Yang mana itu jauh lebih ringan daripada mempertaruhkan nyawa di medan laga. Tahu kenapa berbeda? Karena beliau berdua hanya pincang di kaki namun namun hati penuh iman tegak meninggi. Sementara kita, kaki menapak gagah namun hati pincang karena iman lemah tiada arah.
Lalu, hingga kapan kita hidup dengan hati yang pincang? Terseok berjalan lalu jatuh terpuruk. Hati kita pincang bukan karena kekurangan. Namun sebaliknya, karena hati kita sudah terlalu banyak beban dunia yang dibawa. Sehingga semakin susah untuk di ajak melangit menggapai syurgaNya 
)اخلد الي الارض(
Mari kita obati kepincangan hati. Salah satunya dengan turut membantu perjuangan Ahlussunnah Suriah.
بارك الله فيكم و اهلكم و اموالكم

sumber: akun FB akh Ihsanul Faruqi 

Tidak ada komentar: