Pertanyaan:
Ketika seseorang masuk, sementara kami sedang duduk di suatu majelis, para hadirin berdiri untuknya, tapi saya tidak ikut berdiri. Haruskah saya ikut berdiri, dan apakah orang-orang itu berdosa?
Jawaban:
Berdiri ketika menyambut orang yang datang bukanlah sebuah tuntutan. Kadang memang hal itu—berdiri untuk menjabat tangannya dan menuntunnya—menjadi kesempurnaan sopan santun, lebih-lebih oleh tuan rumah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri untuk menyambut Fathimah, Fathimah pun demikian untuk menyambut kedatangan beliau. Para sahabat juga berdiri untuk menyambut Sa’ad bin Mu’adz atas perintah beliau; waktu Sa’ad tiba untuk menjadi pemimpin Bani Quraizhah.
Thalhah bin Ubaidillah juga berdiri dan beranjak dari hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Ka’ab bin Malik datang setelah Allah menerima tobatnya. Thalhah berdiri untuk menyalami dan mengucapkan selamat kepadanya, kemudian duduk kembali. Peristiwa ini disaksikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau tidak mengingkarinya. Ini termasuk kesempurnaan sopan santun. Jadi, cukup fleksibel.
Ketika seseorang masuk, sementara kami sedang duduk di suatu majelis, para hadirin berdiri untuknya, tapi saya tidak ikut berdiri. Haruskah saya ikut berdiri, dan apakah orang-orang itu berdosa?
Jawaban:
Berdiri ketika menyambut orang yang datang bukanlah sebuah tuntutan. Kadang memang hal itu—berdiri untuk menjabat tangannya dan menuntunnya—menjadi kesempurnaan sopan santun, lebih-lebih oleh tuan rumah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri untuk menyambut Fathimah, Fathimah pun demikian untuk menyambut kedatangan beliau. Para sahabat juga berdiri untuk menyambut Sa’ad bin Mu’adz atas perintah beliau; waktu Sa’ad tiba untuk menjadi pemimpin Bani Quraizhah.
Thalhah bin Ubaidillah juga berdiri dan beranjak dari hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Ka’ab bin Malik datang setelah Allah menerima tobatnya. Thalhah berdiri untuk menyalami dan mengucapkan selamat kepadanya, kemudian duduk kembali. Peristiwa ini disaksikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau tidak mengingkarinya. Ini termasuk kesempurnaan sopan santun. Jadi, cukup fleksibel.