Kamis, 21 Mei 2015

APAKAH KITA TERMASUK YANG ENGGAN?



Suatu hal yang manusiawi apabila kita ditawari perbendaharaan dunia kemudian dengan segera kita mengiyakannya sebagai tanda menerima tawaran tersebut, baik perbendaharaan itu berupa harta, perhiasan emas perak, rumah mewah ataupun kendaraan yang bagus. Apalagi jika perbendaraan tersebut halal secara hukum syar’i dan sah menurut hukum positip Negara kita. Namun tahukah kita bahwa ada yang lebih baik dari semua perbendaharaan dunia tersebut, jauh lebih indah dan lebih kekal  yaitu Surga milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan penutup kepala salah seorang penghuninya lebih baik dari pada dunia dan seisinya, sebagaimana dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya, dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( لَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا يَعْنِي الْخِمَارَ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا ))    [ رواه البخاري ]

"Kalaulah sekiranya salah seorang wanita dari kalangan penduduk surga menampakkan dirinya kedunia ini, tentulah cahayanya akan memenuhi langit dan bumi, ruangan keduanya akan penuh dengan bau harumnya. Dan setengah bagian (yaitu) tutup kepalanya itu lebih baik dari dunia dan seisinya .’’ (HR Bukhari, Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka hal  41). Al-Imam Ibnul Qoyim Rahimahullah menyatakan dalam syairnya berkaitan dengan hadits tersebut: “Separuh jilbab yang  mereka kenakan, Tak sebanding dengan seluruh harta yang ada didunia”. (Nikmatnya Surga, islamhause.com, 2013).

Walaupun begitu, masih saja ada orang yang enggan masuk Surga sebagaimana Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Setiap umatku masuk surga kecuali yang enggan., Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai Rasulullah?” “Siapa yang mentaatiku, maka ia masuk surga. Siapa yang durhaka padaku, dialah yang enggan (masuk surga). (HR. Bukhari, Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka hal  58). Dengan mentaati Rasul akan masuk surga karena mentaati Rasul sama dengan telah mentaati Allah, sebagaimana dalam Al Qur’an Allah Ta’ala berfirman:   

Minggu, 10 Mei 2015

PERHIASAN INI HANYA UNTUKMU







Perhiasan merupakan sesuatu yang menarik bagi siapapun, baik  wanita ataupun pria karena perhiasan identik dengan keindahan. Hal ini bukanlah merupakan sesuatu yang tercela, karena Allah Ta’ala juga mencintai keindahan sebagaimana dalam hadits: “innallaha jamiil yuhibbul Jamaal” yang artinya “Sesungguhnya Allah itu  Maha Indah dan Mencintai Keindahan” (HR. Muslim). Selain perhiasan diidentikan dengan keindahan, perhiasan juga identik dengan sesuatu yang berharga atau bernilai tinggi. Semakin banyak yang menyukainya maka nilainya akan semakin tinggi. Semakin tinggi nilai suatu perhiasan maka semakin berhati-hati pula pemiliknya dalam menyimpan dan menjaganya. Oleh karena itu, seringkali kita saksikan pada toko-toko penjual perhiasan begitu hati-hatinya sang pemilik menjaganya, baik itu dengan etalase kaca, teralis besi, kamera CCTV ataupun dengan menempatkan beberapa petugas keamanan.


Akan tetapi perhiasan yang kita maksud bukanlah perhiasan-perhiasan yang berupa intan permata ataupun emas berlian. Perhiasan-perhiasan ini jauh lebih tinggi nilainya dari pada perhiasan-perhiasan tersebut. Perhiasan ini adalah perhiasan yang dimiliki oleh para wanita, yang setiap wanita harus sangat berhati-hati menjaganya. Janganlah perhiasan yang ada pada wanita ini dilihat ataupun disentuh oleh orang yang tidak berhak, janganlah pula pemiliknya dengan sengaja memperlihatkannya atau merendahkan nilainya yang akhirnya akan membawa petaka. Hal ini karena penjagaan seorang wanita akan perhiasan ini mempunyai konsekuensi tidak hanya di dunia saja tetapi juga di akhirat kelak, karena perhiasan ini merupakan aurat yang ada pada setiap Wanita.

Minggu, 03 Mei 2015

JANGAN SEMBARANGAN KITA MENYENTUHNYA




Nikmat Jemari Dan Pengunaannya

Sesungguhnya ketika kita dilahirkan dengan anggota tubuh yang sempurna tanpa kecacatan apapun merupakan suatu nikmat yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah nikmat Iman dan Islam tentunya. Diantara nikmat anggota tubuh yang sempurna adalah kita dianugerahi nikmat dua buah tangan disertai sepuluh jari-jemari, yang dengannya kita bisa menggunakannya untuk segala macam aktivitas. Para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in telah menggunakan nikmat tangan dan jemari yang ada pada diri mereka untuk menorehkan karya-karya yang menakjubkan (biidznillah), bahkan sampai sekarangpun kita masih bisa membaca dan mengambil faedah-faedahnya, baik itu berupa Mushaf Al Qur’an, hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun kitab-kitab para ulama terdahulu yang masyhur.

Namun penggunaan jari-jemari tangan pada zaman ini sudah berbeda daripada zaman tiga generasi terbaik tersebut (generasi para Sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) karena begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi (IT). Terlebih lagi setelah sebuah perusahaan raksasa mesin pencari (searching engine) Google merilis sebuah sistem operasi yang bernama Android. Dengan adanya sistem operasi Android pada PC Tablet ataupun Handphone maka sangat mempermudah penggunaannya kendatipun penggunanya tersebut gaptek. Hal tersebut karena Android bekerja dengan sistem sentuhan (touch screen) sehingga selama orang tersebut masih mampu menggunakan jemari tangannya untuk menyentuh maka dapat dipastikan bisa mengoperasikan PC Tablet ataupun Handphone berbasis Android

Teknologi Dan Fitnah Yang Menyertainya

Sesungguhnya teknologi Android ini laksana pedang bermata dua, tergantung bagaimana sang pemakai Android “menyentuhnya”. Apakah sentuhan-sentuhan jemari tangannya menghantarkanya kepada apa-apa yang Allah Ta’ala ridhoi atau kepada sesuatu yang Allah Ta’ala tidak ridhoi. Dengan kata lain sentuhan jemari kita pada layar Android ini bisa mendatangkan pahala ataupun dosa. Oleh karena itu janganlah kita sembarangan menyentuhnya. Terutama apabila Android ini terkoneksi dengan internet karena di internet penuh berbagai macam fitnah dalam bentuk Syubhat ataupun Syahwat.  Terlebih di akhir zaman yang penuh fitnah ini, fitnah zaman ini datangnya silih berganti bagaikan malam yang gelap gulita, sebagaimana dalam hadits Abu Musa al-Asy’ari Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari, di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari… (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak).