Rabu, 30 September 2015

Pilih Yang Mana, KISAH NYATA atau DONGENG ?



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kisah adalah cerita tentang kejadian (riwayat dsb) dalam kehidupan seseorang.  Sedangkan dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tertentu kejadian di zaman dahulu yang aneh-aneh).
Kisah ini terbagi menjadi dua; yaitu kisah nonfiksi dan fiksi. Kisah nonfiksi merupakan kisah nyata, bukan rekaan atau karangan, tetapi sesuatu yang benar-benar terjadi. Sedangkan kisah fiksi adalah kisah rekaan khayalan yang tidak berdasarkan kenyataan.
Di zaman sekarang, para orang tua dan pendidik lebih sering memperdengarkan dongeng dibandingkan kisah nyata kepada anak-anak. Telah kita ketahui bahwa anak-anak sangat senang mendengarkan cerita, baik itu kisah maupun dongeng. Cerita fiksi seperti dongeng maupun kisah kartun hasil rekaan manusia banyak mengandung fantasi yang sifatnya khayalan tentang sesuatu yang tidak benar adanya.
Kisah nyata seperti yang disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala di dalam Al-Qur’an adalah kisah umat terdahulu yang dapat dipetik hikmahnya oleh umat masa kini dan umat kemudian. Berupa pelajaran yang dapat meneguhkan hati dan peringatan bagi orang yang beriman.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman

وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (QS. Huud: 120)
Allah juga berfirman,

كَذَلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا

“Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran)”. (QS. Thahaa : 99)

Minggu, 27 September 2015

KISAH WANITA CANTIK LAGI SHALIHAH & SUAMINYA


Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.

Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.

Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.
Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.

Sabtu, 19 September 2015

KEINDAHAN BULAN DZULHIJJAH



الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله نبينا محمد و آله وصحبه ومن واله
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمد عبده ورسوله و بعد

Bila kita berada di taman yang indah..

Terlihat bunga-bunganya yang bermekaran, tumbuhannya yang hijau, rasanya hati kita senang sekali..

Berada di sebuah taman yang indah.. 

Namun tak kalah indahnya yaitu bulan Dzulhijjah. 

Bulan Dzulhijjah juga merupakan bulan yang indah bagi orang-orang yang ada di dalam hatinya Iman dan Islam.

Bagi orang-orang yang menginginkan kehidupan akhirat. 

Apa keindahan bulan Dzulhijjah? 

Tentu keindahan yang dimaksud disini adalah indahnya dan lezatnya beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

• KEINDAHAN PERTAMA 

KUANTAR KAU KE SURGA



الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلَى آله وصحْبه ومن تَبِعهم بإحسان إلى يوم الدين
أما بعد؛

Bapak dan ibu, kaum Muslimīn dan Muslimāt rahimanī wa rahimakumullāh.

Ibadah qurban adalah ibadah yang istimewa. Ibadah yang hendaknya seorang Muslim bersemangat untuk melakukannya.

Dan menjelang tibanya hari raya 'Īdul Adha, maka kita jumpai di sebagian pinggir-pinggir jalan ada spanduk-spanduk yang menyampaikan pesan bahwasanya:

"Hewan qurban kita adalah tunggangan kita menuju surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Namun, satu hal yang patut untuk diperhatikan adalah bahwasanya menegaskan sesuatu itu akan terjadi pada Hari Kiamat adalah bagian dari masalah 'aqidah.

Bahwasanya: 

"Oh, nanti pada hari kiamat ketika kita melewati shirāth, kita akan menunggang/menaiki hewan qurban yang biasa kita sembelih di dunia."

"Ketika kita qurban sapi maka kita akan naik sapi."

"Jika kita qurban kambing maka kita akan naik kambing."

Tentu ini adalah berkaitan dengan masalah 'aqidah dan keyakinan, tentang apa yang akan terjadi pada Hari Kiamat nanti. 

Dan seorang Muslim wajib membangun 'aqidahnya dengan dasar Al Qurān dan Sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang shahīh.

Adapun hadits yang lemah (dha'īf) apalagi dha'īf sekali atau bahkan palsu, tentu tidak diperkenankan untuk menjadi sumber dan landasan keyakinan.

Maka satu hal yang patut untuk kita ketahui dan pahami bahwasanya hadits yang menjadi landasan motivasi yang diberikan oleh sebagian orang bahwasanya "hewan qurban adalah tunggangan kita menuju surga  Subhānahu wa Ta'āla" adalah hadits yang dha'īf atau bahkan dha'īf sekali. 

Sabtu, 12 September 2015

Siapa Yang Tidak Ingin HURUN 'IN ?


Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Mendapatkan ridha Allah dan bisa masuk surga adalah cita-cita terindah semua mukmin. Kenikmatan puncak yang belum pernah terbayang dalam batin manusia. Di surga, mereka bisa mendapatkan apapun yang menyenangkan jiwanya. Allah berfirman,
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ . نُزُلا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Di dalam surga kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan di dalamnya kalian memperoleh apa yang kamu minta (QS. Fushilat: 31).
Diantaranya adalah kenikmatan memiliki pasangan. Baik lelaki mapun wanita. Allah jadikan setiap manusia di surga, tidak ada yang melajang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ
“Tidak ada orang yang melajang di surga.” (HR. Ahmad 7152 dan Muslim 2834).
Karena sesungguhnya bagian dari kesempurnaan nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya adalah menikah dan melakukan hubungan badan.
Allah menjanjikan, bahwa di surga para mukmin akan menikah dengan Hurun ‘In.
Allah berfirman,
وَحُورٌ عِينٌ . كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.. (QS. al-Waqiah: 22-23).
Apa itu Hurun ‘In?

Sabtu, 05 September 2015

KISAH ANTARA WANITA BERCADAR DAN COKELAT




Dua orang laki-laki taat beragama, bersama istrinya masing-masing yang bercadar, berangkat ke Perancis.

Di bandara, para petugas menolak kedatangan mereka sebelum diperiksa dan membuka cadarnya. Tentu saja keputus an untuk membuka cadar ini ditolak dan ditentang kedua mukminah tersebut.


Para petugas kemudian menggiringg keduanya menuju petugas wanita berkebangsaan perancis agar diperiksa lebih lanjut.

Mengetahui komitmen dan pendirian dua wanita yang tidak mau melepaskan cadarnya itu, petugas wanita tersebut marah.

Wanita Perancis tersebut bertanya:
“Apa masalahnya jika orang-orang melihat wajah kalian? Kenapa hal-hal seperti ini membuat kalian tetap berpegang teguh?”

Kedua wanita berniqab tersebut terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian salah satunya berdiri sambil mengeluarkan sepotong coklat. Ia membuka bungkusnya lalu memegang cokelat yang terbuka tersebut.