Tentang negeri Syam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Pergilah
ke Syam karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih hamba-hamba
terbaik-Nya untuk kesana. Jika kalian tidak mau maka pergilah ke Yaman
kalian dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena sesungguhnya Allah
telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).
“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada
kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung
tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)
“Sesungguhnya kekuatan muslimin pada waktu itu di Ghuthah, di
samping kota yang bernama Damaskus yang paling terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud no. 4300)
Bahkan secara khusus Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendoa’kan negeri Syam dengan do’a yang luar biasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami.” (HR. Al-Bukhari).
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Sesungguhnya kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Targhib Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)
Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri yang dibuka pertama kali oleh khalifah ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu. Tidak sedikit sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang shalih yang berhijrah kesana karena keutamaan-keutamaan negeri Syam. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti: Imam Nawawi rahimahullah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah, Ibnu Katsir rahimahullah, dan yang lainnya.
Dalam salah satu muhadharah Syaikh Nabil al-Awadhi al-Kuwaity ditanya, “Ada apa dengan Suriah?”
Maka dijawab, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan kaum muslimin.” (HR. Muslim).
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya.” (HR. Al-Bukhari).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila
satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan
panas dan demam.” (HR. Muslim No. 2586).
Karena kita semua muslim Alhamdulillah, karena kita beriman kepada
Allah Ta’ala. Karena Qur’an kita satu, Tuhan kita satu, syariat kita
satu, tidak ada sekat dan pembatas yang menghalangi kita. Bukan karena
nasionalisme dan kolonialisme yang telah memisahkan kita. Semua itu akan
menjadi sampah sejarah dan umat ini akan kembali menjadi umat yang satu
sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu kenapa mesti Suriah? Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menguraikan keutamaannya, tidakkah kalian dengar hadits tentang akhir zaman?
Berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan ada nanti tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman.” Rasulullah ditanya, “Kemanakah saya harus bergabung? “.. Pergilah ke Syam.” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain: “.. Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya di negeri tersebut.” (Shahih Tirmidzi).
Segala keberkahan ada di negeri tersebut, inilah Syam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak al-Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka, aku mengikutinya dengan pandanganku. Tiba-tiba terdapat cahaya terang-benderang yang mengarah menuju Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman, apabila telah terjadi beragam fitnah, berada di Syam.” [HR. Ahmad No. 21781, Shahihut-Targhib wat-Tarhib, no. 3092].
Syam, kita biasa melihat seperti negeri lain pada umumnya. Negeri
kaum muslimin yang tentram, negeri yang biasa-biasa saja. Sekarang
lihatlah revolusi yang terjadi disana, Allah Ta’ala menyiapkannya untuk
hal lain, perhatikanlah slogan-slogan mereka: “Kami hanya memiliki-Mu ya
Allah, kami hanya memiliki-Mu. Seluruh dunia meninggalkan mereka, semua
meninggalkan.. Sehingga mereka sadar bahwa tidak ada kemenangan kecuali
dari Allah, slogan mereka : “Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong.”
Negeri mereka akan berubah kearah kebaikan yang akan diberikan Allah.
Allah Ta’ala menginginkan kebaikan untuk umat ini, penundaan
kemenangan.. saya memandangnya sebagai kebaikan. Kebaikan untuk umat
ini, kita tidak mengetahui apa yang Allah persiapkan untuk negeri ini.
Setiap tetes darah akan memberkahi negeri ini, semakin menyuburkan
tanahnya.
Allah Subhanahu wa ta ‘ala berfirman, “Janganlah kamu
mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka
itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169).
Revolusi di Libya, Tunisia, Mesir dan Yaman adalah revolusi yang
berkah, tapi sifatnya perjuangan lokal. Tetapi yang terjadi di Suriah
berada ditangan umat bersama, era baru untuk umat ini. Memang benar, apa
yang terjadi di negeri-negeri tersebut adalah babak baru untuk umat
ini. Tapi yang terjadi di Suriah adalah babak yang berbeda.
Pertama, ini adalah peperangan untuk eksistensi umat ini, dan dengan izin Allah kita akan menjadi umat yang eksis kembali.
Kedua, akibat tragedi Suriah.. dan saya ingatkan
kalian kalimat ini, akan ada perubahan besar menunggu umat ini. Imbas
kemenangan Suriah dan kebangkitan umat.. sekali lagi di Suriah, dan
kejayaan umat akan kembali di Suriah.. perubahan besar akan terjadi.
Dominasi kekuatan akan berubah, dan semua kejahatan super power akan
berakhir. Rencana besar yang diinginkan musuh untuk umat ini akan
diberantas, dengan izin Allah. Ini jawaban pada mereka yang bertanya
“Kenapa mesti Suriah?” mereka tidak memahami bahwa Suriah akan mengubah
sejarah umat atas izin-Nya.
Syam berdasarkan sejarah adalah negeri yang terdiri dari beberapa negara saat ini, yaitu : Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon.
Jadi yang dimaksud negeri Syam dalam literatur sejarah Islam adalah
wilayah dalam empat negara ini, dan Damaskus adalah ibukotanya. Tapi
sayang wilayah ini sekarang telah terpecah menjadi empat negara sebagai
dampak dari imprealisme barat di masa lalu.
Negri Syam pada umumnya diberkahi oleh Allah Azza wa Jalla, terbukti banyak dari kalangan para Nabi ‘Alaihimussalaam
yang lahir dan tinggal di sana. Tanahnya yang subur dengan berbagai
hasil buminya terutama zaitun hingga sekarang terasa. Termasuk Nabi kita
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, telah diperjalankan
oleh Allah ke sana (Baitul Maqdis) sebelum menuju sidratul muntaha;
sebagaimana dalam kisah isra’ mi’raj yang masyhur. Dalam salah satu ayat
dinyatakan yang maknanya “…..yang kami berkahi di sekelilingnya…” (QS, Al-Isra’: 1).
Para mufassirin menyatakan tentang negri Syam pada umumnya dan
mengenai kota Al-Quds di Palestina khususnya bahwa Allah menjadikan di
sekelilinganya barakah bagi penduduknya dalam kehidupan, perbekalan,
pertanian dan cocok tanam1. Di sekelilingnya banyak pohon dan sungai serta kesuburan tanah yang terus menerus2.
Sementara dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyatakan: “Ya
Allah berkahilah kami yang ada di kota Madinah, berkahilah dalam
takaran kami (sha’ dan mud), berkahilah Yaman dan Syam kami. Kemudian
beliau menghadap kearah matahari lalu bersabda: Dari sini muncul tanduk
setan, dari sini terdapat goncangan dan fitnah. (HR. Ahmad dan
Al-Bukhari) ”3
Bahkan hingga akhir zaman pun terdapat nash berupa hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menyatakan bahwa Nabi Isa Alaihissalam akan Allah turunkan pada akhir zaman di manaar al-baidha’ di Damaskus dan manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di bumi Syam4.
Kondisi Syam [Suriah] Sekarang
Semenjak bulan Maret 2011 yang lalu hingga saat ini, negeri Syam atau
khususnya Suriah sedang terkoyak. Siapapun yang melihat tragedi disana
dan yang menimpa kaum muslimin sunni di sana pasti akan mengelus dada
dan tak kuasa untuk menahan air matanya. Mereka dibantai, dan yang
membantai dari kalangan mereka sendiri. Kaum sunni yang tadinya
merupakan mayoritas penduduk negeri itu di siksa dan dianiaya disebabkan
karena aqidah yang pertama sebelum karena sebab politik. Kaum Syi’ah
yang merupakan minoritas penduduk negeri itu mendapat dukungan dari Iran
(yang notabenenya adalah negara syi’ah terbesar). Hanya saja kalangan
Nushairiyah yang ada di sana menjadi kuat karena presidennya mendukung
mereka.
Mengenai sebab dikuasai Suriah oleh kaum Nushairiyah karena
ahlussunnah di sana tidak peduli terhadap urusan ini, mereka berselisih
diantara sesamanya dan musuh mengambil manfaat dari keadaan ini. Padahal
ahlussunnah di Suriah mereka berjumlah 86 % dari penduduk, sementara
yang lain 6% dari kaum Nashara dll. Telah tercatat bahwa pada tahun 1982
di Suriah juga terjadi pembantaian sebanyak 45.000 orang di masa
pemerintahan ayahanda presiden mereka sekarang Hafidh Al-Asad. Tadinya
penduduk Suriah berharap anaknya akan menjadi pemimpin yang bijak dan
arif tidak sebagaimana ayahnya, namun sebagaimana pepatah kita
mengatakan ”Buah tidak jauh dari pohonnya” sementara pepatah Arab
mengatakan: ma fil aabaa’ fil abnaa’ “Apa yang dimiliki orang
tua berupa watak, akan menurun pada anaknya”. Bassyar sebagai presiden
sekarang ini tidak hanya menelan korban jiwa yang selama ini terjadi
untuk mempertahankan kekuasaannya, namun bangunan-bangunan juga menjadi
hancur bahkan masjid-masjid pun tak terhindarkan menjadi sasaran mereka.
Mushhaf Al-Qur’an yang suci pun mereka nodai dengan merobek atau
mengotorinya serta mencampakkannya di tempat sampah atau tempat najis
lainnya.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla membalas perbuatan keji para
syi’ah dan antek-anteknya… menghancurkan dan meluluh-lantakkan barisan
yang berniat menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. Semoga Allah Jalla wa ‘ala menolong dan memenangkan perjuangan para mujahidin di negeri Syam, baik di Suriah dan Palestina.. Allahumma aamiin.
*) Fursanul Izzah, Maret 2013 – dari berbagai sumber
Foot Note :
1 Tafsir Al-Thabari jilid ke-15-16 hlm.22
2 Tafsir Al-Sa’di jilid ke-4 hlm. 259.
3 Silsilah As-Shahihah oleh: M. Nashiruddin Al-Albani jilid ke-5 hlm. 655.
4 Al-Irsyaad ila Shahiih Al-I’tiqaad oleh: Dr. Shalih Al-Fauzan hlm.245
Wahai Jiwa Yang Merdeka [ أيها الأحرار ]
أّيهَا الأحرَارُ سيروا للخُلُود .. واعْبُرُوا جِسرَ المَنَايَا واللُّحُود
Wahai jiwa yang merdeka, teruskan perjalanan yang abadi… (menjemput Syahid)
Dan lintasilah jembatan kematian dan liang lahat..
إنَّمَا تُدرَكُ بالمَوتِ العُلا .. وكَذَا الأمجَادُ بالسِيْفِ تَعُود
Sesungguhnya ketinggian derajat itu diraih dengan kematian.. (syahid)
Dan begitu juga kemuliaan, akan kembali dengan pedang (jihad)
لاَحَتِ الجنّاتُ مِن خَلفِ العِدَى .. فاعْبُرُوا الأَهوَال للمِجدِ التَلِيد
Surga Allah sedang bersinar di belakang para musuh..
Maka lintasilah rintangan (musuh) itu menuju kemuliaan yang agung
لا تهابوا زمرةَ اللِّيْلِ فَمَن .. يَعتَصِم بالله حتمًا سَيَسُود
Jangan takut kegelapan malam, maka barangsiapa berpegang teguh dijalan Allah (akan janji dan syariatNya) sudah pasti akan menang
موعِدُ الحَسِمِ أتَى فلتُقدِمُوا .. لَقِّنُوا البَاغِين درسًا فِي الصُمُود
Waktu perjuangan telah tiba maka majulah ke depan..
Berilah musuh-musuh yang ingkar itu satu pelajaran, tentang ketabahanmu
واقْلَعُوا الأَشْوَاكَ مِن جَنَّاتِهَا .. وازْرَعُوهَا مِن جَدِيدٍ بالوُرُود
Dan cabutlah duri-duri itu dari tanahnya (tamannya)….
Dan tanamkanlah kembali di tempat itu dengan mawar-mawar (yang harum).
Dan tanamkanlah kembali di tempat itu dengan mawar-mawar (yang harum).
[Syair Perang Panjang - 2013]
Sumber : http://fursanulizzah.wordpress.com/2013/03/20/suriah-syam-tanda-kebangkitan-umat/