Suatu hal yang
manusiawi apabila kita ditawari perbendaharaan dunia kemudian dengan segera kita
mengiyakannya sebagai tanda menerima tawaran tersebut, baik perbendaharaan itu
berupa harta, perhiasan emas perak, rumah mewah ataupun kendaraan yang bagus.
Apalagi jika perbendaraan tersebut halal secara hukum syar’i dan sah menurut
hukum positip Negara kita. Namun tahukah kita bahwa ada yang lebih baik dari
semua perbendaharaan dunia tersebut, jauh lebih indah dan lebih kekal yaitu Surga milik Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Bahkan penutup kepala salah seorang penghuninya lebih baik dari
pada dunia dan seisinya, sebagaimana dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam
Bukhari dalam shahihnya, dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, bahwasannya
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( لَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا يَعْنِي الْخِمَارَ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا )) [ رواه البخاري ]
"Kalaulah
sekiranya salah seorang wanita dari kalangan penduduk surga menampakkan dirinya
kedunia ini, tentulah cahayanya akan memenuhi langit dan bumi, ruangan keduanya
akan penuh dengan bau harumnya. Dan setengah bagian (yaitu) tutup kepalanya
itu lebih baik dari dunia dan seisinya .’’ (HR Bukhari, Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka hal 41). Al-Imam
Ibnul Qoyim Rahimahullah menyatakan dalam syairnya berkaitan dengan
hadits tersebut: “Separuh jilbab yang
mereka kenakan, Tak sebanding dengan seluruh harta yang ada didunia”.
(Nikmatnya
Surga, islamhause.com, 2013).
Walaupun
begitu, masih saja ada orang yang enggan masuk Surga sebagaimana Nabi Shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda: “Setiap umatku masuk surga kecuali yang
enggan., Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai Rasulullah?”
“Siapa yang mentaatiku, maka ia masuk surga. Siapa yang durhaka padaku,
dialah yang enggan (masuk surga).” (HR. Bukhari, Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka hal 58). Dengan mentaati Rasul akan masuk surga karena mentaati Rasul sama
dengan telah mentaati Allah, sebagaimana dalam Al Qur’an Allah Ta’ala
berfirman:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ...
“Barangsiapa yang
mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah... (QS. An-Nisaa’: 80). Sedangkan
kebalikan dari taat adalah durhaka sehingga barangsiapa durhaka kepada Rasul
maka ia telah durhaka kepada Allah Ta’ala, padahal Allah-lah yang memiliki
Surga. Orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan dimasukan ke dalam Surga
yang mengalir sungai-sungai didalamnya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
dalam Al Qur’an:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Barangsiapa taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang
mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah
kemenangan yang besar” (Surat An-Nisaa’ ayat ke 13).
Mentaati Allah itu meliputi dua hal,
mengerjakan apa-apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi semua yang
dilarang-Nya. Dua hal tersebut merupakan salah satu definisi dari Taqwa. Termasuk
dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya adalah kita beramal ibadah dengan Ikhlas
hanya karena Allah Ta’ala tanpa
menyekutukan-Nya (Syirik), dan mengerjakan amal ibadah tersebut mengikuti
(ittiba’) seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ’alaihi
wa sallam. Ikhlas dan ittiba’
ini merupakan syarat diterimanya suatu amal ibadah sehingga dikatakan suatu
amal itu sebagai amal shalih jika memenuhi dua hal tersebut. Beramal ibadah
dengan Ikhlas merupakan perintah Allah Ta’ala, sebagaimana dalam Al
Qur’an Surat Al Bayyinah ayat ke 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595]…”
[1595]
Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan..
Akan
tetapi beramal ibadah dengan Ikhlas saja tidak cukup karena apabila amal ibadah
yang dikerjakan tersebut tidak sesuai dengan yang pernah dicontohkan oleh
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam maka akan tertolak sebagaimana
dalam hadits:
عَنْ أُمِّ
الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ :
قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا
لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية
لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah Radhiallahu
’anha dia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan
(berasal) darinya), maka dia tertolak.” (Riwayat Bukhori dan Muslim),
dalam riwayat Muslim disebutkan: “siapa yang melakukan suatu perbuatan
(ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.” (Hadits
ke-5 Arba’in Nawawi). Dengan demikian orang yang taat kepada Rasul akan
berusaha agar semua amal ibadahnya diterima yaitu dengan beramal ibadah Ikhlas
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tata caranya sesuai dengan apa yang
telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam.
Saudaraku sekalian, marilah kita koreksi diri kita, apakah amal ibadah
kita yang lahir maupun batin, sejak bangun tidur hingga tidur lagi, dari malam
hingga siang, apakah sudah Ikhlas dan
Ittiba’ atau belum? Jika sudah, itulah bukti nyata bahwa kita mentaati dan
mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam sehingga kita termasuk
umatnya yang akan dimasukkan ke dalam Surga. Ataukah amal ibadah kita malah
menyelisihi dua hal tersebut sehingga kita termasuk umatnya yang enggan (masuk
Surga)?
Walhamdulillahirrabbil’alamin,
washalatu wa sallamu’ala rasulillah.
Wallahu a’lam.
Di Tanah Manis Yogyakarta,
20 Jumadil
Awal 1436 H
***
REFERENSI:
Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka, Syaikh Ali Bin Ali Abdul Hamid Al Halabi
Al Atsari, Pustaka Al Haura’, 1424 H .
Nikmatnya
Surga, Muhammad Ahmad al-‘Amari, http:\\islamhause.com,
2013-2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar