Minggu, 03 Mei 2015

JANGAN SEMBARANGAN KITA MENYENTUHNYA




Nikmat Jemari Dan Pengunaannya

Sesungguhnya ketika kita dilahirkan dengan anggota tubuh yang sempurna tanpa kecacatan apapun merupakan suatu nikmat yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah nikmat Iman dan Islam tentunya. Diantara nikmat anggota tubuh yang sempurna adalah kita dianugerahi nikmat dua buah tangan disertai sepuluh jari-jemari, yang dengannya kita bisa menggunakannya untuk segala macam aktivitas. Para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in telah menggunakan nikmat tangan dan jemari yang ada pada diri mereka untuk menorehkan karya-karya yang menakjubkan (biidznillah), bahkan sampai sekarangpun kita masih bisa membaca dan mengambil faedah-faedahnya, baik itu berupa Mushaf Al Qur’an, hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun kitab-kitab para ulama terdahulu yang masyhur.

Namun penggunaan jari-jemari tangan pada zaman ini sudah berbeda daripada zaman tiga generasi terbaik tersebut (generasi para Sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) karena begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi (IT). Terlebih lagi setelah sebuah perusahaan raksasa mesin pencari (searching engine) Google merilis sebuah sistem operasi yang bernama Android. Dengan adanya sistem operasi Android pada PC Tablet ataupun Handphone maka sangat mempermudah penggunaannya kendatipun penggunanya tersebut gaptek. Hal tersebut karena Android bekerja dengan sistem sentuhan (touch screen) sehingga selama orang tersebut masih mampu menggunakan jemari tangannya untuk menyentuh maka dapat dipastikan bisa mengoperasikan PC Tablet ataupun Handphone berbasis Android

Teknologi Dan Fitnah Yang Menyertainya

Sesungguhnya teknologi Android ini laksana pedang bermata dua, tergantung bagaimana sang pemakai Android “menyentuhnya”. Apakah sentuhan-sentuhan jemari tangannya menghantarkanya kepada apa-apa yang Allah Ta’ala ridhoi atau kepada sesuatu yang Allah Ta’ala tidak ridhoi. Dengan kata lain sentuhan jemari kita pada layar Android ini bisa mendatangkan pahala ataupun dosa. Oleh karena itu janganlah kita sembarangan menyentuhnya. Terutama apabila Android ini terkoneksi dengan internet karena di internet penuh berbagai macam fitnah dalam bentuk Syubhat ataupun Syahwat.  Terlebih di akhir zaman yang penuh fitnah ini, fitnah zaman ini datangnya silih berganti bagaikan malam yang gelap gulita, sebagaimana dalam hadits Abu Musa al-Asy’ari Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari, di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari… (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak). 

Sudah jamak diketahui bahwa di dunia internet banyak bertebaran hal-hal berbau Syahwat yang sengaja disebarkan oleh musuh-musuh Islam dan orang-orang yang diperbudak oleh syahwat, agar orang-orang Islam terjatuh ke dalam kubangan Syahwat yang merupakan jembatan ke arah zina. Hal yang patut kita takutkan adalah apabila kondisi iman sedang turun bisa jadi kita akan tergoda untuk menyentuh aplikasi, gambar ataupun film-filam yang berbau zina yang bertebaran di internet. Oleh karena itu perhatikan jari-jemari kita wahai saudaraku saat menyentuh layar Android, karena sentuhan-sentuhan jemari kita bisa menghantarkan pada perbuatan dosa zina, minimal zina mata dan zina hati bahkan jika kita meremehkannya bisa jadi akan terjatuh pada zina yang sebenarnya karena Syahwat tak lagi dapat terbendung. Na’udzubillahi mindzalik.
Padahal kita telah dilarang untuk mendekati zina, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al Israa’: 32).  Menurut Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah Rahimahullah bahwa dalam ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tentang kejinya zina, karena kata “fahisyah” maknanya adalah perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang tinggi dan diakui kekejiannya oleh setiap orang yang berakal, bahkan oleh sebagian banyak binatang. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Ami bin Maimun Al Audi, ia berkata : “Aku pernah melihat – pada masa jahiliyah – seekor kera jantan yang berzina dengan seekor kera betina, lalu datanglah kawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati.” (Jangan Dekati zina, 2007).

Ingatlah, Allah Maha Mengetahui

Kita sebagai hamba Allah harus senantiasa ingat bahwa dihadapan manusia mungkin kita bisa menyembunyikan apa yang telah kita sentuh pada layar-layar Android namun tidak akan bisa di hadapan Allah Tabaraka wa Ta’ala, karena Allah Maha Mengetahui perbuatan kita bahkan apa yang disembuyikan dalam hati kita, sebagaimana Allah Ta’ala  berfirman dalam Al Qur’an surat  al Mukmin ayat 19:

يَعْلَمُ خَآئِنَةَ ٱلْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِى ٱلصُّدُورُ
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat[1318] dan apa yang disembunyikan oleh hati.
[1318] yang dimaksud dengan pandangan mata yang khianat adalah pandangan yang dilarang, seperti memandang kepada wanita yang bukan muhrimnya.
Dengan kita menyakini ayat tersebut maka akan timbul perasaan bahwa Allah Ta’ala senatiasa mengawasi sehingga menjadikan kita takut melakukan perbuatan-perbuatan dosa termasuk mendekati zina melalui sentuhan Android. Selain itu Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah memberikan cara agar kita tidak mendekati zina yaitu dengan cara menjaga empat hal : 1.  Al Lahazhat (pandangan pertama), 2.  Al Khatharat (pikiran yang terlintas di benak), 3.  Al Lafazhat (ungkapan yang diucapkan), serta 4.  Al Khuthuwat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan).

Bagi Yang Sudah Terlanjur, Bertaubatlah
               
                Lalu bagaimana apabila kita telah terlanjur terlalu sering menyentuh hal-hal yang berbau zina di layar-layar Android atau bahkan telah berbuat lebih dari itu? Solusinya adalah bertaubat, dengan taubatan nashuha karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan jaminan bahwa barangsiapa yang bertaubat dari perbuatan syirik, pembunuhan jiwa dan zina, Allah akan mengganti perbuatan-perbuatan jeleknya dengan kebaikan-kebaikan, dan ini adalah ketentuan hukum yang umum mencakup setiap orang yang bertaubat dari berbagai macam dosa. Allah berfirman:

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumaar :53).
[1314]  dalam hubungan Ini lihat surat An Nisa ayat 48.
Tidak akan keluar dari keumuman ayat ini satu macam dosa pun, namun hal ini hanya khusus bagi mereka yang bertaubat (Jangan Dekati zina, 2007).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga diri kita, keluarga kita, dan orang-orang beriman dari fitnah syahwat dan juga syubhat, adapun seandainya kita pernah terlanjur tergoda akan hal-hal tersebut maka mari kita bersegera bertaubat dengan taubatan nashuha sehingga Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa kita sehingga kita dimatikan dalam keadaan husnul khatimah.
Wallahu a’lam.

19 Jumadil Awwal 1436 H / 10 Maret 2015


Referensi
Jangan Dekati zina, Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah, Terjemahan Darul Haq versi PDF, Yayasan Al-Sofwa Jakarta, tahun 1428 H / 2007.

Tidak ada komentar: