Besar Kecilnya Nilai Amalan Dzohir Bergantung Dengan Amalan Hati
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
"Janganlah kalian mencela para sahabatku, kalau seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud maka tidak akan menyamai infaq mereka (kurma atau gandum sebanyak-pen) dua genggam tangan atau segenggam tangan" (HR Al-Bukhari no 3673 dan Muslim no 221)
Perhatikanlah…tahukah para pembaca yang budiman bahwasanya gunung Uhud panjangnya sekitar 7 km dan lebarnya 2 sampai 3 km, dengan ketinggian sekitar 350 meter?. Tentunya kalau ada emas seukuran ini maka beratnya tibuan ton tentunya. Kalau kita memiliki emas sebesar itu..., apakah kita akan menginfakkannya??
Lantas kenapa para sahabat mendapat kemuliaan yang luar biasa ini?, mengapa ganjaran amalan mereka sangat besar di sisi Allah??
Al-Baydhoowi berkata :
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
"Janganlah kalian mencela para sahabatku, kalau seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud maka tidak akan menyamai infaq mereka (kurma atau gandum sebanyak-pen) dua genggam tangan atau segenggam tangan" (HR Al-Bukhari no 3673 dan Muslim no 221)
Perhatikanlah…tahukah para pembaca yang budiman bahwasanya gunung Uhud panjangnya sekitar 7 km dan lebarnya 2 sampai 3 km, dengan ketinggian sekitar 350 meter?. Tentunya kalau ada emas seukuran ini maka beratnya tibuan ton tentunya. Kalau kita memiliki emas sebesar itu..., apakah kita akan menginfakkannya??
Lantas kenapa para sahabat mendapat kemuliaan yang luar biasa ini?, mengapa ganjaran amalan mereka sangat besar di sisi Allah??
Al-Baydhoowi berkata :
مَعْنَى الْحَديْثِ لاَ يَنَالُ أَحَدُكُمْ بِإنْفَاق مِثْلِ أُحُدٍ ذَهَبًا منَ الْفَضْلِ وَالأَجْرِ مَا يَنَالُ أَحَدُهُمْ بِإِنْفَاق مُدِّ طَعَامٍ أَوْ نَصِيْفِهِ وَسَبَبُ التَّفَاوُت مَا يُقَارِنُ الأَفْضَلَ منْ مَزِيْدِ الإِخْلاَصِ وَصِدْقِ النِّيَّةِ
"Makna hadits ini adalah salah seorang dari kalian meskipun menginfakan emas sebesar gunung Uhud maka tidak akan meraih pahala dan karunia sebagaimana yang diraih oleh salah seorang dari mereka (para sahabat) meskipun hanya menginfakan satu mud makanan atau setengah mud. Sebab perbedaan tersebut adalah karena (mereka) yang lebih utama (yaitu para sahabat) disertai dengan keikhlasan yang lebih dan niat yang benar" (sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari 7/34)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
فَإِنَّ الْأَعْمَالَ تَتَفَاضَلُ بِتَفَاضُلِ مَا في الْقُلُوْبِ مِنَ الإِيْمَانِ وَالْإِخْلاَصِ، وَإِنَّ الرَّجُلَيْنِ لَيَكُوْنَ مَقَامُهُمَا فِي الصَّفِّ وَاحِدًا وَبَيْنَ صَلاَتَيْهِمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاء وَالْأَرْضِ
"Sesungguhnya amalan-amalan berbeda-beda tingkatannya sesuai dengan perbedaan tingkatan keimanan dan keikhlasan yang terdapat di hati. Dan sungguh ada dua orang yang berada di satu shaf sholat akan tetapi perbedaan nilai sholat mereka berdua sejauh antara langit dan bumi" (Minhaajus sunnah 6/136-137)
فَإِنَّ الْأَعْمَالَ تَتَفَاضَلُ بِتَفَاضُلِ مَا في الْقُلُوْبِ مِنَ الإِيْمَانِ وَالْإِخْلاَصِ، وَإِنَّ الرَّجُلَيْنِ لَيَكُوْنَ مَقَامُهُمَا فِي الصَّفِّ وَاحِدًا وَبَيْنَ صَلاَتَيْهِمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاء وَالْأَرْضِ
"Sesungguhnya amalan-amalan berbeda-beda tingkatannya sesuai dengan perbedaan tingkatan keimanan dan keikhlasan yang terdapat di hati. Dan sungguh ada dua orang yang berada di satu shaf sholat akan tetapi perbedaan nilai sholat mereka berdua sejauh antara langit dan bumi" (Minhaajus sunnah 6/136-137)
Beliau juga berkata,
أَنَّ الْأَعْمَالَ الظَّاهِرَةَ يَعْظُمُ قَدْرُهَا وَيَصْغُرُ قَدْرُهَا بمَا في الْقُلُوْبِ، وَمَا فِي الْقُلُوْبِ يَتَفَاضَلُ لاَ يَعْرِفُ مَقَادِيْرَ مَا فِي الْقُلُوْبِ مِنَ الْإِيْمَانِ إِلاَّ اللهُ
أَنَّ الْأَعْمَالَ الظَّاهِرَةَ يَعْظُمُ قَدْرُهَا وَيَصْغُرُ قَدْرُهَا بمَا في الْقُلُوْبِ، وَمَا فِي الْقُلُوْبِ يَتَفَاضَلُ لاَ يَعْرِفُ مَقَادِيْرَ مَا فِي الْقُلُوْبِ مِنَ الْإِيْمَانِ إِلاَّ اللهُ
"Sesungguhnya amalan-amalan lahiriah (dzohir) nilainya menjadi besar atau menjadi kecil sesuai dengan apa yang ada di hati, dan apa yang ada di hati bertingkat-tingkat. Tidak ada yang tahu tingkatan-tingkatan keimanan dalam hati-hati manusia kecuali Allah" (Minhaajus Sunnah 6/137)
Oleh karenanya Allah berfirman
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya (QS Al-Hajj : 37)
Tentunya
banyak orang yang menyembelih hewan kurban, dan banyak pula yang
menyembelih hewan hadyu (tatkala hajian), dan banyak pula orang yang
bersedekah dengan menyembelih hewan, akan tetapi bukanlah yang sampai
kepada Allah darah hewan-hewan tersebut akan tetapi yang sampai kepada
Allah adalah ketakwaan yang terdapat di hati (lihat minhaajus sunnah
6/137)
Dari sini jelas bagi kita rahasia kenapa Allah menjadikan
pahala sedikit infaq yang dikeluarkan oleh para sahabat lebih tinggi
nilainya dari beribu-ribu ton emas yang kita sedekahkan. Sesungguhnya
amalan-amalan hati para sahabat sangatlah tinggi, keimanan para sahabat
sangatlah jauh dibandingkan keimanan kita. Mungkin kita bisa saja
menilai amalan dzhohir seseorang, akan tetapi amalan hatinya tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Allah. Para sahabat yang luar biasa amalan
dzohirnya bisa saja ada seorang tabiin yang meniru mereka akan tetapi
yang menjadikan mereka tetap istimewa adalah amalan hati mereka yang
sangat tinggi nilainya di sisi Allah.
Ibnu Taimiyyah berkata
tentang para sahabat, "Hal ini (ditinggikannya pahala para sahabat-pen)
dikarenakan keimanan yang terdapat dalam hati mereka tatkala mereka
berinfaq di awal-awal Islam, dan masih sedikitnya para pemeluk agama
Islam, banyaknya hal-hal yang menggoda untuk memalingkan mereka dari
Islam, serta lemahnya motivasi yang mendorong untuk berinfaq. Oleh
karenanya orang-orang yang datang setelah para sahabat tidak akan bisa
memperoleh sebagaimana yang diperoleh para sahabat… oleh karenanya tidak
akan ada seorangpun yang menyamai Abu Bakr radhiallahu 'anhu. Keimanan
dan keyakinan yang ada di hatinya tidak akan bisa disamai oleh
seorangpun. Abu Bakr bin 'Ayyaas berkata مَا سَبَقَهُمْ أَبُو بَكْرٍ
بِكَثْرَةِ صَلاَةٍ وَلاَ صِيَامٍ وَلَكنْ بشَىْءٍ وَقَرَ في قَلْبِهِ
"Tidaklah Abu Bakr mengungguli para sahabat yang lain dengan banyaknya
sholat dan puasa akan tetapi karena sesuatu yang terpatri di hatinya"
Demikian
pula para sahabat yang lain yang telah menemani Rasulullah dalam
keadaan beriman kepada Nabi dan berjihad bersamanya maka timbul dalam
hati mereka keimanan dan keyakinan yang tidak akan dicapai oleh
orang-orang setelah mereka…
Sesungguhnya para ulama telah sepakat
bahwasanya para sahabat secara umum (global) lebih baik dari para
tabi'in secara umum. Akan tetapi apakah setiap individu dari para
sahabat lebih mulia dari dari setiap individu dari generasi setelah
mereka?, dan apakah Mu'aawiyah radhiallahu 'anhu lebih mulia daripada
Umar bin Abdil Aziz rahimahullah??. Al-Qodhi Iyaadh dan ulama yang lain
menyebutkan ada dua pendapat dalam permasalahan ini. Mayoritas ulama
memilih pendapat bahwasanya setiap individu sahabat lebih mulia dari
setiap individu dari generasi setelah mereka. Ini adalah pendapat Ibnul
Mubarok, Ahmad bin Hnbal dan selain mereka berdua.
Diantara
argumentasi mereka adalah amalan (dzohir) para tabi'in meskipun lebih
banyak, sikap adilnya Umar bin Abdil Aziz lebih nampak dari pada sikap
adilnya Mu'aawiyah, dan ia lebih zuhud daripada Mu'aawiyah, akan tetapi
mulianya seseorang di sisi Allah adalah tergantung hakekat keimanannya
yang terdapat di hatinya…mungkin bisa saja kita mengetahui amalan
(dzohir) sebagian mereka lebih banyak dari pada sebagian yang lain, akan
tetapi bagaimana kita bisa mengetahui bahwasanya keimanannya yang
terdapat di hatinya lebih besar daripada keimanan hati yang lain..?"
(Minhaajus Sunnah An-Nabawiyyah 6/137-139)
Kota Nabi, 24 Muharram 1432 / 30 Desember 2010
Firanda Andirja
www.firanda.com