Senin, 03 Agustus 2015

MAKNA SAKINAH & CARA MEWUJUDKANNYA

Sakinah

Menikah adalah salah satu sarana agar manusia mendapatkan rasa ketenangan dari pasangan masing-masing. Sebagimana dalam Al Qur'an Surat Ar-Rum  ayat 21, Allah Ta'ala berfirman : 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram/tenang kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

Tujuan dari pada pernikahan adalah untuk menjada kehormatan diri, dalam sebuah ikatan suci yang halal sehingga manusia terselamatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari perbuatan yang di haramkan.

Tujuan lain dari pernikahan adalah mencari ketenangan dalam hidup ini atau yang disebut dengan SAKINAH. Dalam ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala "لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا" = "agar kalian mendapatkan KETENANGAN"

Ketenangan adalah sebuah ketaatan yang berakhirkan kebahagiaan. Ketenangan atau Sakinah adalah perbekalan yang bisa menjadikan manusia bisa merasakan hidup bahagia di dunia ini. Kita Ketahui bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling memiliki rasa ketenangan. Beliau senantiasa menganjurkan ummatnya agar senantiasa sifat atau rasa tenang.


Didalam haji wada', Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  memberikan sebuah anjuran yang sangat berharga, Beliau bersabda: "As-Sakinah As-Sakinah, Wahai jama'ah haji pelanlah kalian, pelan-pelanlah kalian". "Kebaikan atau birr itu bukanlah dengan terburu-buru tetapi dengan tenang / pelan-pelan. Tunaikanlah atau jalankanlah ibadah haji dengan penuh rasa ketenangan tidak terburu-buru". Inilah sikap yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Selain itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam juga menekankan pentingnya sikap tenang didalam Sholat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan anjuran kepada kita semua yang ingin pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat agar menuju masjid dengan sikap tenang atau tidak terburu-buru. Maka ketika kita mendapatkan sholat kemudian kita terlambat maka sempurnakanlah rakaat yang tertinggal. Hal ini adalah sebuah  anjuran dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam akan pentingnya Sikap Tenang / Sikap Sakinah / Sikap Thum'ninah.  Begitulah bahwa pernikahan bertujuan agar setiap manusia mendapatkan rasa ketenangan dalam dirinya sehingga ketika berinterkasi dengan keluarganya tanpa terburu-buru dan penuh ketenangan.

Oleh karena itu, bagi pasangan suami-istri yang lama ataupun yang baru, hendaklah mengingatkan pada tiap-tiap keluarganya untuk mengedepankan  sikap tenang didalam berinteraksi. Terlebih lagi didalam mengarungi bahtera rumah tangga, apalagi ketika hadir anak-anak yang menjadi buah hati bagi ibu dan bapaknya, maka anak-anak tersebut hendaklah juga dibesarkan dengan penuh sikap tenang sehingga rumah pun penuh dengan sikap / rasa tenang. Tidak ada sikap terburu-buru didalam menyikapi semua problema rumah tangga sehingga rumah tangga tenang, keluarga tenang, istri tenang, anak tenang. Apabila keluarga terbiasa di didik dengan sikap tenang maka lingkungan akan terkena dari imbasnya sikap tenang tersebut.

Lalu, bagaimana sikap tenang bisa diwujudkan dalam kehidupan rumah tangga? Beliau (Syaikh Prof.Dr. Anis Thohir Jamal al-Indunisy Hafizhahullah)  menjelaskan Sikap Tenang atau SAKINAH dapat diwujudkan dengan:
1. DO'A
2. BERMUJAHADAH (bersungguh-sungguh di dalam berusaha mewujudkan sikap    Sakinah tersebut). Kemudian Syaikh Anis memberikn contoh: bahwa kita dilarang marah. Hal itu merupakan usaha / mujahadah dari diri kita agar senantiasa menghadirkan sikap tenang dengan menjauhi sifat marah. Maka jika ada orang marah dalam keadaan berdiri diminta untuk duduk, jika dia tidak berwudhu diminta untuk berwudhu. Hal ini adalah sebuah usaha agar yang bersangkutan bisa menghadirkan sikap ketenangan di dalam dirinya.
3. Hal lain yang dapat mewujudkan sikap sakinah adalah apa yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ayat Ar-Rum 21 yaitu dengan MAWADDAH wa RAHMAH (Kasih Sayang dan Cinta).

Yang dimaksud dengan MAWADDAH adalah rasa cinta yang murni dan tulus. Inti daripada rasa cinta  itulah yang disebut Mawaddah. Maka bagiamana Mawaddah ini bisa tercipta didalam hati, antara lain bisa diwujudkan dengan SIKAP SALING MENGHORMATI SUAMI dan ISTRI. Istri menghormati dan menghargai Suaminya, Suaminya menghargai dan menghormati Istrinya, dengan begitulah Mawaddah itu akan terwujud antara Suami dan Istri. Jika diantara sesama muslim diperintahkan untuk mengucapkan atau mewujudkan dengan ucapan nyata bila dia menyukai dan mencintai saudaranya sesama muslim maka antara Suami-Istri tentu lebih diperintahkan lagi untuk diwujudkan dalam ucapan nyata.

Kemudian banyak yang salah faham ketika seorang laki-laki mencintai/menikahi seorang perempuan kemudian beranggapan bahwa seolah-olah dia tidak punya hubungan apa-apa dengan Bapak-Ibu dan keluarga si wanita tersebut. Hal ini adalah kesalahan yang fatal karena Mawaddah itu adalah menghormati istri dan keluarganya. Jika Istri memuliakan suami dan mencintai suami begitu juga dengan keluarga Suami, secara otmatis suamipun akan memuliakan Istri dan mencintainya begitu juga dengan keluarganya.

Dengan demikian antara Suami-Istri akan terciptalah sebuah perasaan saling menyatu dan menghargai. Begitu pula dengan keluarga Suami-Istri, saling menghargai, saling menghormati, saling mencintai. Akhirnya dengan begitu dalam sebuah keluargapun tercipta rasa kasih sayang, dan dengan adanya kasih sayang tersebut akan mewujudkan sikap ketenangan dan rasa kebahagiaan dalam keluarga. Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat mencintai hamba-hambanya yang saling berkasih sayang.

***
Di tulis oleh Abu Bassam (Admin Sebuah Jalan Meraih Taqwa) dari intisari Rekaman Tusiyah Walimah Syaikh Prof. Dr. Anis Thahir Jamal al Indunisy di Masjid Islamic Centre Bin Baz Yogyakarta (15 Syawal 1436 H) dengan penerjemah Ustadz Ridho (Mahasiswa Madinah Jurusan Bahasa).

Semoga bermanfaat & semoga memudahkan kita dalam mewujudkan Sakinah di dalam kelurga kita. Barakallahu fiikum.

17 Syawal 1436 H




Tidak ada komentar: