Senin, 16 Maret 2015

6 KIAT MENCARI JODOH


Secara umum, ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan prioritas utama bagi seseorang yang hendak mencari jodoh. Kriteria-kriteria tersebut antara lain sebagai berikut:

> Pertama, baik agamanya. Baik dalam masalah dien meliputi baik akidahnya, akhlaknya dan ibadahnya. Seorang laki-laki harus memilih jodoh seorang wanita yang shalihah dan seorang wanita hendaknya tidak menerima lamaran kecuali dari seorang laki-laki yang shalih dari segi agama dan akhlaknya.
Rasulullah  menganjurkan kita memilih jodoh atas dasar agamanya, sebagaimana sabda beliau,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Wanita itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena nasabnya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (Muttafaq 'alaih)

Rasulullah  memerintahkan kepada wali wanita untuk tidak menolak lamaran lelaki yang shalih,

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِينَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ

“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk melamar, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika tidak, niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi.” ( Sunan Ibni Majah no. 1957)

Kita dianjurkan menikah dengan seseorang yang kita ridhai agamanya. Adapun yang agamanya kurang baik, meskipun ia cantik atau tampan, sebaiknya kita pikirkan berkali-kali untuk menikah dengannya. Sedangkan dengan orang musyrik, sudah semestinya kita tidak menikah dengan mereka, karena Allah  melarangnya.
Allah  berfirman, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke nereka, sedang Allah  mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah  menerangkan ayat- ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)



> Kedua, hendaknya dipilih dari keluarga baik-baik. Hal ini penting mengingat kelak akan lahir anak-anak yang diharapkan menjadi baik pula.

> Ketiga, bagi laki-laki yang masih jejaka, sebaiknya mencari yang masih perawan. Seorang istri yang masih gadis lebih manis tutur katanya, lebih banyak keturunannya dan berbagai keistimewaan yang lainnya. Ini adalah kondisi secara umum. Rasulullah  bersabda tentang keistimewaan istri yang masih gadis,

عَلَيْكُمْ بِالْأبْكَارِ فَإِنَّهُنَّ أَعْذَبُ أَفْوَاهًا وَأَنْتَقُ أَرْحَامًا وَأَرْضَى بِالْيَسِيْرِ

"Hendaknya kalian menikah dengan para gadis, sesungguhnya mereka lebih manis tutur katanya, lebih sebur rahimnya, dan lebih bisa menerima pemberian yang sedikit (qana'ah)." ( Hadits riwayat lbnu Majah no. 1861 (1/598), dihasankan oleh Syaikh  al-Albani dalam As-Silsilah as-Shahihah, hadits No. 623 (2/192)

Rasulullah  pernah menegur Jabir bin Abdillah yang menikahi seorang janda tanpa sepengetahuan beliau.

تَزَوَّجْتَ يَا جَابِرُ فَقُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ بِكْرًا أَمْ ثَيِّبًا قُلْتُ بَلْ ثَيِّبًا قَالَ فَهَلاَّ جَارِيَةٌ تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ وَتُضَاحِكُهَا

وَتُضَاحِكُكَ   

'Wahai Jabir engkau telah menikah, ya?' Aku menjawab, 'Ya, betul.' Beliau bertanya, 'Dengan gadis atau janda?' Aku menjawab, 'Janda.  '(Wanita yang dinikahi Jabir ini bernama Sahlah binti Mas’ud bin Aus bin Malik al-Anshariyah al-Ausiyah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Sa’ad. (Fathul Bari 9/122) Beliau berkata, 'Kenapa engkau tidak menikahi wanita yang masih gadis, sehingga engkau bisa bermain dengannya dan ia bermain denganmu (saling mencumbu), engkau pun bisa membuatnya tertawa dan ia membuatmu tertawa?' ( Riwayat  al-Bukhari 5/2053, Muslim 2/1087, Abu Dawud 2/220,  an-Nasai dalam Al-Kubra 3/265, dan Al-Mujtaba 6/61)

> Keempat, hendaknya mencari jodoh yang subur rahimnya. Islam mengajarkan kepada kita agar memilih calon istri yang subur, sehingga kelak akan berbahagia hidup dengan istri dan anak-anak. Tanpa anak, pasangan suami istri akan merasa hampa.
Rasulullah  juga menyukai apabila kita mencari istri yang subur, karena kelak akan membanggakan jumlah umatnya yang banyak. Rasulullah  bersabda,

تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ الْأَنْبِيَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan mudah beranak banyak, karena aku akan berbangga dengan kalian di hadapan para nabi pada hari kiamat.” ( Riwayat Ibnu Hibban 9/338. Berkata Ibnu Hajar, “Hadits 'Sesungguhnya aku berbangga dengan kalian' adalah hadits sahih berasal dari hadits Anas, dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dan disebutkan oleh Imam al-Syafi’i secara بلاغا (balaghan) dari hadits Ibnu Umar dengan lafal

 تَنَاكَحُوْا تَكَاثَرُوْا فَإِنِّي أُبَاهِي بِكُمُ الأُمَمَ

'Menikahlah dan beranak banyaklah kalian, sungguh aku akan berbangga dengan (jumlah) kalian', dikeluarkan juga oleh al-Baihaqi dari hadits Abu Umamah dengan lafal

 تَزَوَّجُوْا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ وَلاَ تَكُوْنُوْا كَرُهْبَانِيَةِ النَّصَارَى
 
'Menikahlah, sesungguhnya aku akan membanggakan (jumlah) kalian di hadapan umat-umat yang lain dan janganlah kalian seperti orang-orang Nasrani yang menjadi rahib'."
(Fathul Bari 9/111). Disahihkan oleh Syaikh  al-Albani dalam Al-Irwa' no 1784)

Sebaliknya, Rasulullah  memperingatkan kita supaya tidak menikah dengan wanita yang jelas-jelas mandul atau dari keturunan yang mandul. Berkata Ma'qil bin Yasar menceritakan seorang lelaki yang meminta nasihat kepada Rasulullah. Ia mencintai seorang perempuan yang selain kaya juga terpandang, hanya mandul. Rasulullah mencegahnya, hingga kemudian bersabda,

تَزَوَّجُوا الْوَلُودَ الْوَدُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ

“Nikailah wanita yang subur dan penyayang, sungguh aku akan membanggakan jumlah kalian yang banyak.” ( Sunan al-Nasai no. 3175)

Dalam rangka mengetahui kesuburan calon istri dapat dilakukan dengan melihat kondisi kesehatan calon istri kita dan keadaan ibu serta saudara-saudaranya. Jika mereka subur dan banyak mempunyai anak, maka diapun insyaallåh  demikian.

> Kelima, bagi wanita, hendaknya mencari calon suami yang mampu menjadi imam (pemimpin) dan bertanggung jawab dalam rumah tangganya. Hal ini penting karena suami adalah imam bagi keluarganya. Apa jadinya jika seorang suami tidak bisa memimpin, membina dan mengarahkan keluarganya menuju keluarga yang sakinah ?
Alloh berfirman, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah  telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah  lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah  telah memelihara (mereka)… ”(Al-Nisa:34) 

Bertanggung jawab yang dimaksud disini adalah bertanggung jawab secara moral dan secara finansial. Bertanggung jawab secara moral maksudnya suami mampu membina, mendidik dan mengarahkan keluarganya agar menjadi keluarga yang memenuhi perintah Allah  dan Rasul-Nya. Suami harus menjadi imam yang mengarahkan keluarganya menuju jannah (surga), bukan menjerumuskan istri dan anak-anaknya ke dalam api neraka.
Adapun secara finansial bermakna seorang suami hendaknya mampu memenuhi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya, tidak menggantungkan kepada orangtua atau saudaranya. Hukum memberi nafkah bagi keluarga adalah wajib bagi seorang suami. Allah  berfirman, “… Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf …” (Al-Baqarah:233)

> Keenam, sekufu (sepadan). Calon pendamping hidup kita akan lebih tepat jika ia merupakan pribadi yang sekufu atau sepadan dengan kita. Sepadan dalam masalah agama, sepadan tingkat ekonominya, sepadan status sosial dan pendidikan. Makna sepadan tidaklah harus benar-benar seratus persen, melainkan relatif tidak terlalu jauh perbedaannya. 

Sumber: Majalah FATAWA  Vol IV No 06

Tidak ada komentar: