.
Istri
mana yang tidak akan tersanjung bahagia jika seuntai perhiasan
dikadokan sebagai hadiah oleh suaminya? Apalagi, untaian itu bukan
sembarang untaian. Zamrud kehijau-hijauan asli dari kawasan tambang
Kolombia, Amerika Latin. Ini bukan emas atau perak. Ini zamrud, lambang
dari keindahan perhiasan.
Di tambah lagi watak wanita yang sangat
menyukai perhiasan, tentu kado tersebut akan sangat berkesan. Jangankan
seuntai zamrud, gelang perak atau cincin emas saja akan membuat hati
seorang istri berbunga-bunga. Atau tidak usahlah emas dan perak, sebuah
jepit rambut berwarna pink yang dibeli suami saat keluar kota, pasti
memiliki nilai tersendiri ketika diserahkan sebagai oleh-oleh.
“Harganya memang tidak seberapa. Namun, jepit rambut ini adalah bukti bahwa aku selalu mengingat dirimu saat aku jauh darimu”, sapa sang suami.
Masalahnya, tidak semua suami mampu
mengkadokan seuntai zamrud, gelang perak atau sebuah cincin emas. Juga
tidak setiap saat seorang suami pergi keluar kota sehingga berkesempatan
membeli oleh-oleh untuk sang istri. Padahal setiap istri selalu
berangan-angan untuk disenangkan hatinya oleh suami. Jadi, langkah apa
yang harus dilakukan seorang suami?
Di salah satu ayat surat AzZukhruf, Allah menegaskan tentang sifat dasar kaum wanita. Allah berfirman,
أَوَ مَن يُنَشَّؤُا فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍDan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran. (QS. 43:18)
Ayat ini menjelaskan bahwa kaum wanita
adalah makhluk yang selalu akrab dan senang dengan perhiasan sejak ia
dilahirkan. Salah satu fungsinya adalah untuk mempercantik diri secara dzahir.
Sifat wanita lainnya adalah keterbatasan di dalam mengungkapkan dan
mengutarakan isi hati. Sekuat dan setegar apapun seorang wanita di dalam
menghadapi kerasnya kehidupan, tetap saja ia harus memperoleh
kelembutan dan perhatian.(Tafsir As Sa’di)
Jangan sakiti hati istrimu! Perlakukanlah dia dengan cinta dan kasih sayang. Berlemah lembutlah kepadanya!
Sebuah Ruang di Sudut Hati Istri
Sadarilah, wahai Suami…
Istri sebagai seorang wanita adalah
makhluk yang membutuhkan kelembutan. Jalan terakhir yang bias dilakukan
oleh seorang istri–seringnya demikian- hanyalah menangis dan mencucurkan
air mata. Pada dasarnya, seorang wanitalebih cenderung untukmenyimpan
dan memendam rasa dari pada harus mengungkapkannya.
Tahukah Anda, wahai Suami? Apakah yang tersembunyi di sudut relung hati seorang istri?
Di sudut relung hati seorang istri ada sebuah ruang kecil dan tersembunyi. Ukuran ruang tersebut memang secara dzahir tidak
terlalu besar. Namun, saat Anda benar-benar memasuki ruang tersebut ada
sebuah alam ketentraman dan kebahagiaan yang bisa ia rasakan. Dari
ruang tersebut memancar cahaya keceriaan yang tak kunjung padam selama
Anda sebagai suami selalu menjaga agar sumber cahaya tersebut tetap
menyala.
Andai ruang kecil di sudut relung hati istri, mampu Anda isi dan penuhi dengan nyala “perhatian”,
pasti ia akan merasa menjadi istri yang beruntung. Bagi seorang istri,
perhatian dari suaminya melebihi nilai zamrud, emas, perak dan perhiasan
lainnya. Perhatian suami adalah seuntai perhiasan yang selalu di
harap-harapkan oleh seorang istri.
Tidak perlu Anda bertanya lagi kepada istri Anda tentang hal ini! Sebab, ia hanya akan menjawab dengan anggukan penuh malu.
Nabi Muhammad adalah figur seorang suami
yang sangat sempurna di dalam memberikan perhatian kepada istri. Bila
saja kita memiliki kesempatan untuk sebentar saja menilik kehidupan
rumah tangga beliau, tentu taman-taman indah akan terbentang luas di
hadapan kita. Untuk merinci atau menyebutkan contoh-contoh perhatian
Nabi Muhammad kepada istri seyogyanya memang dikhususkan dalam sebuah
tulisan tersendiri.
Namun, cukuplah kiranya pesan dari Nabi Muhammad berikutini. Beliau bersabda,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَ أَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ“Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang terbaik di dalam bersikap kepada keluarganya. Dan saya adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku”.Hadist Ibunda Aisyah riwayat Tirmidzi (2/323) dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah 1/513.
Nah, wahaiSuami, baarakallahufiik.
Berbentuk apakah perhatian yang bias
dilakukan untuk istri? Sangat banyak dan beragam jawabannya.
Mudah-mudahan sepenggal tips berikut bisa Anda renungkan dan pikirkan
dengan baik.
Menjadi Pendengar Terbaik Baginya
Sesuai kodratnya seorang istri mengemban
tugas yang tidak ringan. Oleh sebab itu, seorang suami berkewajiban
untuk membantu meringankan beban tersebut. Caranya?
Luangkan waktu untuk istri Anda! Ya,
berilah waktu khusus untuk istri Anda agar dia bisa mengalirkan
beban-bebannya yang sekian lama mengendap di hatinya. Kondisikan istri
Anda agar mau berbagi cerita tentang aktifitas hari ini yang telah ia
lakukan. Dan, Anda harus siap untuk menjadi seorang pendengar yang baik.
Waktu mungkin bukan masalah. Namun,
memilih waktu yang tepat tentu semakin membuat istri Anda semakin merasa
dicintai dan diperhatikan. Pilihlah waktu di malam hari, saat anak-anak
Anda telah tertidur lelap dalam mimpi.
Berilah kesempatan untuk istri Anda
bercerita tentang kondisi rumah dan anak-anak hari ini. Pengalaman
menarik apa yang dirasakan saat berbelanja ke warung pagi tadi. Tanyakan
kepada istri tentang apa yang bisa Anda lakukan untuknya. Buatlah istri
Anda merasakan kenyamanan dan ketentraman saat ia bercerita di hadapan
Anda. Sebab, tugas suami adalah menghadirkan ketentraman jiwa untuk sang
istri.
Sadarilah bahwa salah satu tanda
keharmonisan sebuah keluarga adalah komunikasi terbuka antara suami dan
istri. Istri tidak pernah merasa khawatir dan cemas jika ia berterus
terang. Ia menganggap suaminya sebagai penganyom dan pelindung. Sangat
berbahaya sekali, jika istri menganggap Anda sebagai seorang penyidik
atau interogator sehingga ia selalu merasa takut jika berbicara di hadapan Anda.
Al Imam Al Bukhari di akhir pembahasan
tentang waktu-waktu shalat, membuat sebuah judul bab “Begadang bersama
tamu dan keluarga”. Sebab, pada dasarnya begadang malam tidak boleh
dilakukan kecuali dalam urusan agama. Namun, karena besarnya hak tamu
dan keluarga, Islam lantas membolehkannya.
Sahabat Ibnu Abbas pernah bercerita (ShahihBukhari),
بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ فَتَحَدَّثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ أَهْلِهِ سَاعَةً ثُمَّ رَقَدَ“Aku pernah menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Rasulullah). Malam itu, Rasulullah berbincang-bincang dengan keluarga beliau (Maimunah) beberapa waktu. Setelah itu barulah beliau tidur”
Apakah Anda Merasakan Lelah Juga?
Mungkin Anda bisa saja bertanya? Sebagai
suami, saya pun merasakan lelah dan capek. Seharian saya mencari
nafkah, dari pagi hingga petang. Malam hari tentu lebih baik saya
gunakan tidur untuk beristirahat.
Nah, di titik inilah Anda sebagai seorang suami akan diuji.
Di dalam mencari nafkah, menjalankan
rutinitas dalam sebuah profesi, tentu Anda dituntut untuk melayani orang
lain, bukan? Dokter, pelayan toko, pedagang, pegawai, karyawan, guru,
polisi, tentara, pengelola warung makan atau silahkan saja sebut
profesi-profesi lain. Bukankah di setiap profesi tersebut, Anda harus
bias memberikan pelayanan kepada masing-masing obyek profesi?
Lalu, jika Anda bisa memberikan
pelayanan dan perhatian kepada orang lain, kenapa Anda tidak
melakukannya kepada istri Anda sendiri? Selelah apapun Anda, berilah
kesempatan istri untuk berbagi cerita.
Bayangkanlah, wahai Suami!
Di sebuah malam. Anak-anak Anda telah
nyenyak bermimpi. Secangkir teh panas dan beberapa potong gorengan
tersaji di meja makan sederhana. Anda sedang mendengarkan istri Anda
bercerita tentang aktifitas hari ini. Tentang anak-anak dan pekerjaan
rumah lainnya. Atau apapun cerita yang bisa diungkapkan oleh istri Anda.
Sesekali Anda memberikan tanggapan
dengan penuh kelembutan dan canda. Buatlah ia tertawa untuk menggantikan
lelahnya! Tataplah wajahnya dengan penuh kasih sayang. Tunjukkan bahwa
Anda benar-benar serius mendengarkan ceritanya. Buktikan bahwa Anda
adalah seorang suami yang mampu merangkai “perhatian” dalam sebuah untaian indah. Mengalahkan untaian zamrud kehijau-hijauan.
Semoga, istri-istri kita merasakan nyenyak dalam tidurnya dan bermimpi indah terselimuti oleh perhatian suaminya. Amin yaa Arham arRahimin
oleh : Abu Nasiim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz
sumber http://www.ibnutaimiyah.org/2013/04/untaian-zamrud-buat-istri/
***
Note:
Abu Bassam: "Maafin suamimu ini yaa Zaujatii...Ummu Bassam
Jika, selama ini belum bisa mengisi Sebuah Ruang di Sudut Hatimu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar