Jumat, 28 Desember 2018

JANGAN SUKA MEMBERI GELAR YANG BURUK KEPADA SAUDARAMU



oleh: Ustadz Andy Fahmi Halim, Lc, M.H حفظه الله تعالى

Kemudahan berkomunikasi di zaman yang semakin maju ini, terkadang justru dimanfaatkan sebagian orang untuk melakukan hal yang sia-sia, bahkan dengan adanya media sosial menjadikan seorang bermudah-mudahan untuk merendahkan dan mengejek orang lain. 
Dengan niat bercanda atau sengaja, seseorang terkadang memberi gelar yang buruk kepada orang lain. Padahal Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ

 “Dan janganlah kalian saling memanggil dengan gelar (yang buruk)” [QS. Al-Hujuraat : 11].

Memberi gelar yang dilarang dalam ayat ini adalah memberi gelar yang buruk. Seperti memberi gelar dengan kekurangan yang ada pada dirinya. Misalnya si pincang, si gendut dll. 
Atau membuat plesetan nama seseorang dengan arti yang buruk, seperti orang yang namanya BAGUS , dipanggil BADUT . AGUS dipanggil dengan NAJIS , dll. Bisa juga dengan menyebut seseorang dengan BOD*H, G*ND*NG serta ucapan ucapan semisalnya. 


Memberi gerlar buruk seperti ini, Allah ﷻ menyebutnya sebagai kefasikan, sebagaimana dalam lanjutan firman-Nya:

 بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“ Seburuk-buruk panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim” [QS. Al-Hujuraat : 11].

Mereka itulah orang-orang yang dzalim, selama mereka tidak mau bertaubat kepada Allah ﷻ. 


 Memberi gelar buruk kepada seorang muslim lebih buruk daripada makan riba 

Ketika sudah banyak kesadaran untuk meninggalkan berbagai transaksi rabawi, sangat aneh jika justru melakukan perbuatan dosa yang lebih besar dari riba. 

Rasulullah ﷺ bersabda:

الرِّبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا؛ أَيْسَرُهَا مِثلُ أَن يَنْكِحَ الرَّجُل أُمَّه، وَإنّ أَربَى الرِّبَا عِرضُ الرَّجُل الـمُسْلِم

 "Riba itu ada 73 pintu, yang paling ringan, seperti orang yang berzina dengan ibunya. Dan riba yang paling riba adalah kehormatan seorang muslim." [HR. Hakim 2259 dan dishahihkan ad-Dzahabi].

 Mengomentari sama saja dengan pelakunya 

Jia ada seseorang yang memberi gelar buruk bagi saudaranya muslim di status media sosial, lalu ada yang ikut menertawakan atau mengomentari tanpa ada pengingkaran, maka sama saja dia akan mendapatkan dosa. Karena dengan komentar, menunjukkan keridhaan perbuatan mungkar tersebut. 
Allah ﷻ berfirman :

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

 "Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam Kitab (Al-Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka . Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam." [QS. An-Nisa': 140]

Ibnu Katsir menjelaskan duduk-duduk bersama mereka juga mendapatkan dosa yang sama karena menunjukkan keridhaan atas apa yang mereka kerjakan. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَجْلِسْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِالْخَمْرِ

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan duduk di atas meja yang dihidangkan khamar di atasnya.” (Hadits ini disebutkan oleh Hafidz Ibnu Hajar di Fath ke Nasa’i dan sanadnya dihasankan serta dishahihkan oleh Albani dalam kitab Irwa’ul Ghalil, 7/6). [lihat tafsir ibnu katsir]

▶ Artinya, jika ada suatu kemungkaran dalam suatu majlis, dan kita tidak bisa mencegahnya, maka kita dilarang untuk duduk-duduk di majlis tersebut. Sebagaimana jika ada yang posting status buruk di medsos, kita tidak mampu menasehati, maka jangan ikut-ikutan komentar, apalagi membenarkannya. Karena dengan komentar tersebut menunjukkan keikutsertaan dalam postingan yang buruk. Allahu A'lam.

Semoga Allah ﷻ menjauhkan kita semua dari sifat buruk ini, apalagi jika yang diberikan gelar buruk adalah orang yang punya jasa dalam dakwah islam.

____

sumber: Group WA Suara Al-Iman 

Tidak ada komentar: